Mantan Kapolda DIY Tidak Merasa Jadi Korban Kasus Cebongan
Brigjen Pol Sabar Rahardjo mengagap mutasi yang dilakukan terhadap dirinya hal wajar.
Penulis: Adi Suhendi
Editor: Rachmat Hidayat
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Brigjen Pol Sabar Rahardjo mengagap bahwa mutasi yang dilakukan terhadap dirinya merupakan hal yang biasa dan wajar.
"Saya kira hal yang wajar sekali, saya sudah 10 bulan, istilahnya tepat pada waktunya," ungkap Sabar saat ditemui wartawan seusai melaksanakan Serah Terima Jabatan (Sertijab) Kapolda DI Yogyakarta kepada Brigjen Pol Haka Astana di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Senin (8/4/2013).
Sabar membantah bila mutasi dirinya terkait kasus Cebongan, pasalnya dalam waktu yang hampir bersamaan Pangdam IV Diponegoro Mayjen TNI Hardiono Saroso. "Oh tidak ada, serah terima hal yang biasa," ujarnya.
Terang jendral polisi bintang satu ini, menegaskan mutasi dirinya menjadi perwira tinggi di Mabes Polri merupakan hal yang biasa saja. "Jadi tidak ada hal yang sangat spesial. Hal yang biasa. Kemarin statement saya juga kan itu hal yang biasa dan sering dilakukan," ucapnya.
Saat ditanya apakah mutasi dirinya merasa dikorbankan akibat kasus penyerangan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Cebongan, Sleman, Yogyakarta, Sabar membantahnya.
"Oh tidak (merasa dikorbankan). Kan biasa saja, saya kembali lagi ke habitat di Mabes Polri," ungkapnya.