Punya Akun Twitter, SBY Siap Terima Sinisme Paling Ekstrim
Staf Khusus Presiden bidang Komunikasi Politik, Daniel Sparingga, memberikan pernyataan terkait
Editor: Widiyabuana Slay
TRIBUNNEWS.COM - Staf Khusus Presiden bidang Komunikasi Politik, Daniel Sparingga, memberikan pernyataan terkait dengan rencana SBY untuk memiliki akun resmi Twitter.
"Lebih dekat dan berinteraksi secara lebih intensif dengan publik adalah niat utama di balik keputusan Presiden SBY menjadi penjelajah di media sosial," kata lulusan The Flinder University, Australia ini, seperti tertulis dalam keterangan tertulis yang diterima Tribunnews.com, Kamis (11/4/2013).
Daniel menambahkan, niat ini juga sejalan dengan kehendak SBY untuk memperluas jangkauan komunikasi publiknya dalam sisa masa pemerintahannya. Pendekatan ini memang merupakan bagian dari tujuannya agar Presiden SBY dapat meningkatkan efektivitas kepemimpinan politiknya dalam menavigasi pemerintahannya.
"Ia memang bukan yang pertama karena Presiden Obama juga memiliki akun Twitter. Saya percaya, keputusan para pemimpin dunia untuk masuk ke dunia itu didasari oleh keyakinan akan makin pentingnya media sosial sebagai ruang publik yang juga memiliki sifat strategis dalam pembentukan opini politik," ujarnya lebih lanjut.
Pria kelahiran Sidoarjo, Jawa Timur, 25 Juni 1959 memberikan gambaran, kehidupan sosial masyarakat sudah sangat berubah karena teknologi informasi. Begitu pula politik. Para pemimpin harus menyesuaikan diri agar mereka tetap dapat membuat koneksi dengan kenyataan sehari hari. Diskoneksi dengan realitas adalah mimpi buruk yang hendak dicegah oleh Presiden SBY.
"Menerima kritik tajam dari followers adalah bagian dari upaya memelihara koneksi itu. SBY menerima semua konsekuensi itu, termasuk yang terburuk dari semuanya, yaitu ia harus melayani ocehan dan celotehan, dari yang lucu tetapi kurang relevan hingga sinisme yang ekstrim," katanya.
Dalam waktu dekat Presiden akan meluncurkan akun Twitter-nya. SBY mengaku memang sudah bulat hatinya untuk juga menjadi bagian dari net-citizen atau dikenal dengan nama netizen. SBY juga ingin menjadi bagian dari denyut warga biasa dan membenamkan diri untuk terlibat dalam dialog bebas dan setara.
"Ini juga bagian dari pengejawantahan dirinya sebagai seorang demokrat yang terlibat dalam memperkuat citizenship atau kewarganegaraan. Ini juga langkahnya untuk memperdalam demokrasi dan memberi maknanya yang lebih sejati untuk membangun kepercayaan dan kerja sama di antara warga Indonesia, bahkan warga dunia," jelas pria yang juga dikenal sebagai pengamat politik asal Universitas Airlangga.