Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pesawat Lion Air Patah Dua, SBY tak Juga Berkicau di Twitter

Peristiwa pendaratan pesawat milik Lion Air jenis Boeing 737-900 ER di laut Bali pun tak mematik SBY untuk berkicau di twitter

Editor: Ade Mayasanto
zoom-in Pesawat Lion Air Patah Dua, SBY tak Juga Berkicau di Twitter
net
Twitter resmi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono masih membisu di akun twitternya, @SBYudhoyono. Peristiwa pendaratan pesawat milik Lion Air jenis Boeing 737-900 ER di laut Bali pun tak mematik SBY untuk berkicau. Hal ini tampak dari tiadanya tanda khusus berupa *SBY* di twitter berakun @SBYudhoyono.

Pantauan Tribunnews.com, dalam akun itu hanya menjelaskan bahwa akun itu resmi milik Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Akun itu dikelola oleh Staf Khusus Presiden Republik Indonesia. Dan bila SBY ngetwit, maka akan ada tanda khusus, yakni *SBY*. Namun demikian, baru beberapa jam akun twitter SBY beredar, sedikitnya 100 ribu sudah menjadi pengikut alias followers.

Sebelumnya, Staf Khusus Presiden bidang Komunikasi Politik, Daniel Sparingga, memberikan pernyataan terkait dengan rencana SBY untuk memiliki akun resmi Twitter. "Lebih dekat dan berinteraksi secara lebih intensif dengan publik adalah niat utama di balik keputusan Presiden SBY menjadi penjelajah di media sosial," kata lulusan The Flinder University, Australia ini, seperti tertulis dalam keterangan tertulis yang diterima Tribunnews.com, Kamis (11/4) lalu.

Daniel menambahkan, niat ini juga sejalan dengan kehendak SBY untuk memperluas jangkauan komunikasi publiknya dalam sisa masa pemerintahannya. Pendekatan ini memang merupakan bagian dari  tujuannya agar Presiden SBY dapat meningkatkan efektivitas kepemimpinan politiknya dalam menavigasi pemerintahannya.

"Ia memang bukan yang pertama karena Presiden Obama juga memiliki akun Twitter. Saya percaya, keputusan para pemimpin dunia untuk masuk ke dunia itu didasari oleh keyakinan akan makin pentingnya media sosial sebagai ruang publik yang juga memiliki sifat strategis dalam pembentukan opini politik," ujarnya lebih lanjut.

Pria kelahiran Sidoarjo, Jawa Timur, 25 Juni 1959 memberikan gambaran, kehidupan sosial masyarakat sudah sangat berubah karena teknologi informasi. Begitu pula politik. Para pemimpin harus menyesuaikan diri agar mereka tetap dapat membuat koneksi dengan kenyataan sehari hari. Diskoneksi dengan realitas adalah mimpi buruk yang hendak dicegah oleh Presiden SBY.

"Menerima kritik tajam dari followers adalah bagian dari upaya  memelihara koneksi itu. SBY menerima semua konsekuensi itu, termasuk yang terburuk dari semuanya, yaitu ia harus melayani ocehan dan celotehan, dari yang lucu tetapi kurang relevan hingga sinisme yang ekstrim," katanya.

BERITA TERKAIT
Tags:
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas