Ray Rangkuti Ajak Masyarakat Tak Sibuk Ber-twitter dengan SBY
Penggunaan akun twitter yang dilakukan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mendapatkan kritik
Penulis: Ferdinand Waskita
Editor: Widiyabuana Slay
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ferdinand Waskita
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Penggunaan akun twitter yang dilakukan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mendapatkan kritik. Direktur LIMA (Lingkar Madani) Ray Rangkuti menilai apa yang dilakukan SBY berlebihan.
"Ini presiden lebay. Tak paham mana yang urgen, dibutuhkan dan didahulukan," kata Ray di Jakarta, Minggu (14/4/2013).
Ray mengatakan masih banyak persoalan bangsa yang harus diselesaikan. Ia mencontohkan kasus penyerangan LP Cebongan, Bendera Aceh, kemungkinan kenaikan BBM, Kasus Bailout Century dan kasus Hambalang.
"Di tengah-tengah itu, SBY malah lebih peduli soal twitter. Ini sudah wataknya. Tak perlu lagi diherankan," ujran Ray.
Ray mengingatkan saat Indonesia mengalami musibah bencana alam, SBY malah meluncurkan album musik. "Satu-satunya yang ia peduli dan dapat bereaksi cepat bila menyangkut kekuasaannya, atau keluarganya. Itulah nampaknya yang utama bagi dirinya," imbuhnya.
Ia pun mengharapkan agar masyarakat tidak berlebihan melihat SBY meluncurkan Twitter. Ia mengatakan masyarakat jangan berharap ada komunikasi timbal balik antara SBY dan rakyat.
"Sebagai warga negara yang peduli pada banyak persoalan di bangsa ini, mari untu tidak sibuk ber-twitter dengan SBY. Dengan begitu, SBY dapat kita hindarkan dari kesibukan bertwitter dan tetap bisa fokus mengelola bangsa ini, bukan hanya mengelola partai dan twitter," tukasnya.