Demi Anak Buah, Danjen Kopassus Rela Tukar Kepala
siap bertukar kepala dengan sebelas anak buahnya yang kini sedang ditahan.
Penulis: Wahyu Aji
Editor: Rachmat Hidayat
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA--Komandan Jenderal (Danjen) Kopassus Mayor Jenderal TNI Agus Sutomo tak henti-hentinya menyatakan siap pasang badan dan bertanggung jawab atas tindakan 11 anak buahnya yang melakukan penyerbuan di Lapas Cebongan, Sleman, Jawa Tengah beberapa waktu lalu.
Bahkan Jenderal bintang dua ini, siap bertukar kepala dengan sebelas anak buahnya yang kini sedang ditahan.
"Apapun yang terjadi kita terus maju, saya orang pertama yang paling bertanggung jawab. Bila perlu yang 11 orang saya tukar, dia diluar saya didalam saya siap," tegasnya kepada wartawan usai acara HUT Kopassus ke-61 di Makopassus Cijantung, Jakarta Timur, Selasa (16/4/2013).
Lebih lanjut Agus mengatakan, tidak lama lagi dirinya akan pensiun sebagai orang nomor satu di korps baret merah ini. Sebagai komandan dirinya siap menerima apapun hukumannya untuk mempertanggungjawabkan perbuatan ke-11 anggotanya.
"Siapa yang mengganggu kopassus, itu namanya salah alamat. Saya sebntar lagi pensiun tapi kopassus tak boleh pensiun dari negeri ini, Saya akan bertanggungjawab," tuturnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, TNI AD menyebut bahwa para pelaku penyerangan Lapas Cebongan adalah oknum Grup II Komando Pasukan Khusus Kartasura, Jawa Tengah.
Penyerbuan diduga melibatkan 11 anggota Kopassus dengan satu orang sebagai eksekutor. Mereka membawa enam pucuk senjata api, yaitu dua senjata AK-47, dua pucuk AK-47 replika, dan satu pucuk pistol SIG Sauer replika. AK-47 dibawa dari markas pelatihan di Gunung Lawu.
Penyerangan itu disebut berlatar belakang jiwa korsa yang kuat terkait pembunuhan Serka Heru Santoso di Hugo's Cafe. Empat tersangka pembunuhan Santoso yang kemudian ditembak mati ialah Gameliel Yermiyanto Rohi Riwu, Adrianus Candra Galaja, Hendrik Angel Sahetapi alias Deki, dan Yohanes Juan Manbait.
Rumor tentang beroperasinya anggota Kopassus sempat beredar melalui pesan singkat setelah pembunuhan Santoso.
Isu kian memanas pada Rabu (20/3/2013) setelah Sriyono menjadi korban pembacokan yang diduga juga berasal dari kelompok yang sama. Hingga Jumat sore, tak ada pergerakan "pasukan". Namun, penyerangan terjadi pada Sabtu dini hari.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.