Melani: Hardiknas Momentum Benahi Pendidikan Nasional
Hardiknas tahun ini harus menjadi momentum bagi semua pihak, terutama pemangku pendidikan, untuk membenahi
Penulis: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Hardiknas tahun ini harus menjadi momentum bagi semua pihak, terutama pemangku pendidikan, untuk membenahi pendidikan nasional yang masih karut marut, namun tidak harus saling menyalahkan, apalagi menjatuhkan.
“Jika ada kekurangan atau kelemahan, maka kewajiban kita untuk segera memperbaikinya,” kata Wakil Ketua MPR Melani Leimena Suharli kepada pers, di Jakarta, Kamis (2/5/2013).
Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) yang diperingati setiap 2 Mei mengingatkan kita akan perjuangan tokoh pendidikan nasional Ki Hajar Dewantara yang sangat berjasa dalam mengembangkan pendidikan nasional dengan menekankan kemajuan dan juga budi pekerti serta nilai-nilai kejujuran. 2 Mei yang merupakan tanggal kelahiran pendiri Taman Siswa itu dijadikan sebagai Hari Pendidikan Nasional.
Melani mengatakan, pendidikan merupakan pondasi bagi setiap warga negara untuk maju dan berkembang. Pada saat bersamaan, pendidikan merupakan kunci bagi kemajuan suatu bangsa.
“Hanya bangsa yang peduli dan terus mengembangkan pendidikan, yang mampu menguasai tantangan masa depan,” katanya.
Perempuan politisi dari Partai Demokrat yang akan maju lagi di daerah pemilihan DKI ini menegaskan, dirinya juga sangat perhatian dan peduli pada kemajuan pendidikan ini, terutama bagi wanita dan anak-anak. Kemajuan pendidikan wanita akan mempercepat kemajuan tingkat SDM Indonesia. Begitu juga pendidikan anak-anak yang merupakan dasar bagi pengembangan SDM bermutu, harus dimulai sejak dini.
Diakui Melani, masih banyak persoalan yang mengiringi dunia pendidikan di Indonesia, tetapi perhatian pemerintah yangs sangat serius –yang ditandai dengan alokasi anggaran pendidikan yang makin besar dan tertinggi di dalam APBN- merupakan kebijakan politik pemerintah Presiden Soesilo Bambang Yudhoyuono- Wapres Boediono yang harus terus didukung demi kemajuan Indonesia.
Mengenai pelaksanaan Ujian Nasional (UN) tingkat SMA yang sempat tertunda dan UN SMP yang juga masih molor beberapa jam di beberapa daerah, termasuk prokontra soal penerapan Kurikulum 2013, Melani menyarankan kepada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) agar mempertimbangkan dengan seksama kondisi masyarakat di 34 provinsi dengan keadaan yang berbeda, sebab Kemdikbudlah yang mempunyai otoritas soal itu.
Dalam kaitan Hardiknas, Melani juga mengimbau semua pihak untuk terus membudayakan kebiasaan membaca, karena ini langkah awal memasuki dunia ilmu dan kemajuan.
“Dengan tradisi membaca yang makin merata, terutama di kalangan wanita, anak-anak, dan generasi muda, maka akan tumbuh masyarakat yang melek ilmu pengetahuan dan teknologi. Teknologi canggih yang kini ada dalam genggaman berupa gadget, baik telepon selular maupun laptop, harusnya menjadi pendorong bagi kebiasaan membaca yang makin tinggi,” kata Melani.