Yessy Gusman Sempat Ditolak Keluarga Maju Jadi Caleg
Artis Yessy Gusman angkat suara mengenai motivasinya maju sebagai bacaleg DPR dari PDI Perjuangan.
Penulis: Srihandriatmo Malau
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Artis Yessy Gusman angkat suara mengenai motivasinya maju sebagai bakal calon anggota legislatif (bacaleg) DPR dari PDI Perjuangan.
Bintang film yang terkenal di era akhir 1970-an sampai 1980-an, mengaku tidak ujuk-ujuk menjadi bacaleg PDI Perjuangan.
Semua bermula pada dua setengah tahun lalu, kala ia diajak sejumlah rekannya dari PDI Perjuangan untuk bergabung. Tak mau latah langsung bergabung, Yessy betul-betul berpikir mengenai hal ini.
Apalagi, saat itu Yessy sudah banyak kegiatan di bidang sosial dan pendidikan. Di antaranya, menjadi dosen di London School, dan mendirikan Taman Bacaan Anak (TBA).
"Setelah saya berusaha dan memikirkannya, akhirnya saya yakin untuk masuk PDI Perjuangan," kisah Yessy, bacaleg PDI Perjuangan di Dapil Jawa Barat V kepada wartawan, dalam diskusi di Kompleks Gedung DPR, Jakarta, Kamis (2/5/2013).
Saat itu, Yessy yang melejit lewat film Gita Cinta Dari SMA (1979) yang dibintanginya bersama Rano Karno, masuk dalam DPP Bidang Hukum PDI Perjuangan.
Seiring perjalanan waktu, Yessy pun kembali ditawarkan maju menjadi caleg PDI Perjuangan untuk Pileg 2014.
Yessy kembali berpikir atas tawaran menjadi caleg. Tidak mudah bagi Yessy saat itum untuk memutuskan menjadi caleg.
Aneka masukan dan penolakan dari keluarga pun diterima, saat mengetahui akan maju jadi caleg.
"Anak saya juga katakan, mama apalagi sih, mama kan sudah banyak kegiatannya, buat apalagi ke situ. Nanti mama tambah pusing," ungkapnya.
Tapi, kata-kata anak kedua Yessy menjadi masukan yang menguatkan dirinya untuk melangkah pasti menjadi caleg DPR 2014. Kata-kata itu, "kalau kita melihat sesuatu dan kita tidak berbuat sesuatu, kita akan menjadi orang yang paling jahat."
Karena itu, Yessy berharap, langkahnya maju menjadi calon wakil rakyat di Senayan, bisa membawa aspirasi dan berjuang untuk rakyat.
"Saya tidak bisa memberikan uang. Tapi, saya memberikan hati saya. Seseorang memilih saya karena ingin suaranya saya suarakan. Karena saya tidak mau meracuni anak bangsa dengan semangat materialisme," tuturnya.
"Jadi, kalau pun saya kalah karena uang, saya akan kalah dengan terhormat. Saya akan kembali di Taman Bacaan Anak," paparnya. (*)