TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Politisi Senior Golkar Akbar Tandjung mengaku bingung dengan keputusan PPP mengusung artis Angel Lelga sebagai calon legislatif. Artis Angel Lelga diusung PPP dalam pemilu 2014 untuk maju sebagai caleg dari daerah pemilihan Jawa Tengah IV.

"Saya belum dapat rasionalisasi kenapa PPP bisa mencalonkan (Angel Lelga)," kata Akbar dalam diskusi MPR di Gedung MPR, Jakarta, Senin (13/5/2013).

Akbar mengaku kaget saat kerabatnya memperlihatkan foto Angel Lelga saat menjadi artis. Ia mengaku melihat foto Angel dalam balutan bikini karena mantan istri siri Rhoma Irama itu menjadi caleg dari dapil Jateng IV. Kebetulan, kata Akbar, istrinya juga berasal dari dapil itu.

"Bang Akbar mau lihat foto Elga, kebetulan dia dari dapil Solo, istri saya dari Solo. Sekarang dia (Angel) menjadi caleg pakai kerudung seperti seorang muslimah, Bang Akbar lihat fotonya dulu, betapa bedanya foto lama dengan sekarang," ungkapnya.

Akbar pun melihat sebagian besar caleg yang diusung kini tidak dibesarkan dalam pola kaderisasi partai. Ia melihat partai hanya merekrut orang dengan kemampuan tertentu yang akan mendapat suara. Ia mencontohkan PPP yang mengusung Angel Lelga.

"Tobat okelah, emang tidak ada calon lainnya apa faktornya, emang tidak ada kaderisasi partai," tuturnya.

Sebelumnya, Partai Persatuan Pembangunan (PPP) menganggap santai foto seksi dua calegnya Lyra Virna dan Angel Lelga yang beredar belakangan ini.

"Ya biasa kalau situasi berkompetensi bermacam-macam caranya," ujar Ketua Lajnah Pemenangan Pemilu DPP PPP Suharso Monoarfa

Mantan Menpera itu mengungkapkan dalam ajang pemilihan umum memang kerap kali ada pihak-pihak yang ingin menjatuhkan untuk kepentingan tertentu.

"Memang banyak cara orang saling memukul, kita lihat nanti. Kontroversi suka dihidupkan, orang suka masuk ke situ," tuturnya.

Namun, Suharso mengatakan PPP belum mengambil sikap atas beredarnya foto-foto tersebut. Pihaknya masih melihat perkembangan di masyarakat apakah terdapat upaya penjatuhan citra calegnya.

"Kalau mengarah ke black campaign harus ada teguran karena yang mengawasi semua punya alasan. Apakah diterima masyarakat atau tidak," katanya.