Ini Aliran Dana Hasil Rampokan Kelompok Teroris Abu Roban
Tim Densus 88 menjelaskan beberapa aliran dana hasil rampokan kelompok teroris Abu Roban
Penulis: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Adi Suhendi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tim Densus 88 Antiteror Polri memberikan pemaparan dalam acara diskusi di Gedung Graha CIMB Niaga, Jakarta, Rabu (15/5/2013). Tim Densus 88 menjelaskan beberapa aliran dana hasil rampokan kelompok teroris Abu Roban.
Hasil fa'i yang mereka dapatkan digunakan untuk membeli sejumlah senjata api, bahan peledak, dan membantu kelompok teroris Poso.
Seorang anggota Densus 88 yang enggan disebut namanya menjelaskan uang hasil rampokan yang mencapai Rp 1,8 miliar lebih tersebut dipakai untuk pembelian senjata api sebanyak 21 pucuk dengan total uang yang dikeluarkan Rp 440.400.000.
"Senjata api yang dibeli diantaranya revolver 9 pucuk, FN 11 pucuk, Laras panjang ( M1 US Carraben) satu pucuk, amunisi 1905 butir yang terdiri dari peluru FN 400 butir, revolver 505 butir, kaliber 5,56 mm 900 butir, peluru untuk M1 US Carraben 100 butir," kata anggota Densus tersebut.
Kemudian sebagian uangnya digunakan untuk pembelian bahan-bahan pembuatan bom. Untuk kesejahteraan keluarga anggota kelompok Abu Roban di masing-masing wilayah.
"Antara lain Jawa Tengah Rp 90 juta dan Jawa Barat Rp 32 juta," katanya.
Selain itu, kelompok ini pun memberikan bantuan kepada kelompok Makassar sebesar Rp 30 juta.
Terakhir pada 25 April 2013 Rabhitoh Ahmad Faisal diperintahkan Abu Toban menyerahkan uang hasil fa'i sebesar Rp 60 juta.
"Uang itu untuk diberikan pada janda atau istri para tersangka yang tewas atau tertangkap oleh Densus 88," ujarnya.
Sejumlah aksi Fa'i yang dilakukan kelompok Abu Roban yang berhasi dicatat diantaranya di Tangerang pada Februari 2013 merampok toko bangunan baja dan besi terus jaya di Pondok Ranji Tangerang hasil Rp 30 juta. Pada saat itu pelaku perampokan diantaranya Abu roban (MD), Bastari alias Basori alias Pak De alias Luqman alias Sule (MD), Jaenuri alias Toni alias Bejo (MD), Budi Utomo alias Andri alias Slamet, Sugeng alias Asep, Tedy alias Khoiron alias Sulis alias Jhon.
Pada Desember 2012 mereka merampok toko handphone di Bintaro hasilnya 100 buah handphone, pelakunya Abu Roban, Bastari, Jaenuri, Toni alias Bejo, dan Budi Utomo
Kemudian pada 22 April 2013 di Bank BRI Lampung Gading Rejo berhasil menggasak uang Rp 466.700.000 pelakunya Abu Roban, Rian alias Ucup alias Bayu, Sarni (DPO), Muhamad Solihn alias Dino alias Wawan alias Bbdulatif, Dedi Rofrizal alias Faisal alias Jaka, Muhammad Ali Nasifudin alias Angga alias Dika alias Bujang, Supri (DPO), Bang Yos alias Adin alias Agus alias Iyo alias Abu Nabila dan Robitoh Ahmad Faisal alias Boim alias Rusdi alias Obi.
Seperti diketahui, kelompok Abu Roban merupakan kelompok teroris pencari dana. Kelompok teroris Abu Roban sudah melakukan perampokan beberapa kali, bukan hanya bank dan kantor pos yang diincarnya, counter handphone dan toko bangunan pun menjadi sasaran mereka.
Sebelumnya Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Pol Boy Rafli Amar menjelaskan ada sepuluh tempat kejadian perkara dari aktivitas Fa'i kelompok teroris pencari dana ini.
Adapun sepuluh lokasi yang sudah diketahui menjadi tempat perampokan Abu Roban diantaranya Bank BRI Grobogan berhasil menggasak Rp 500 juta, Bank BRI Batang Rp 500 juta, Bank BRI di Lampung Rp 450 juta.
Kemudian toko handphone di Ciputat, Tangerang Selatan.
"Ada ratusan handphone yang dibawa pelaku, mereka pelakunya, kata Boy di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Selasa (14/5/2013).
Selain itu, mereka pun merampok toko emas di Srengseng Jakarta Barat dan berhasil menggasak empat kilo gram emas. Lalu, Kantor Pos dan Giro Serua, Tangerang Selatan dengan menggasak uang Rp 30 juta.
"Selain itu, toko besi dan baja di Bintaro, itu hasilnya Rp 30 juta, BPR Batujajar, Bandung Rp 40 juta, kantor pos dan giro Cibaduyut Bandung Rp 80 juta, toko bangunan di Cipulir Tangerang Rp 30 juta beserta tiga BPKB," ujar Boy.
Hingga saat ini kepolisian masih mendalami tempat-tempat perampokan kelopok Abu Roban ini untuk mengembangkan pelaku-pelaku lainnya yang turut memberikan perbantuan dalam aksinya.
"Jumlahnya berapa belum bisa dipastikan, pasti akan ada keterlibatan orang-orang lain yang belum tertangkap saat ini, itu dapat dipastikan hasil pengembangan nanti akan dijelaskan," katanya.