Komnas Perlindungan Anak Menduga Lutfi Hasan Ishaaq Langgar Kepatutan
Arist Merdeka Sirait menduga mantan Presiden PKS Luthfi Hasan Ishaaq melanggar kepatutan
Editor: Rachmat Hidayat
TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA--Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA), Arist Merdeka Sirait menduga mantan Presiden PKS Luthfi Hasan Ishaaq melanggar kepatutan, jika benar menikahi secara siri siswi SMK Dewi Sartika, Darin Mumtazah.
"Karena menikahi anak usia dini. Di Undang-undang, pernikahan usia dini sebisa mungkin dihindari," kata Ketua Komnas PA, Arist Merdeka Sirait di Jakarta, Jumat (24/5).
Hingga kemarin Komnas PA belum bertemu Darin. Komnas PA sedang berupaya menemui siswi SMK yang kemarin lulus UN itu. "Memang sulit ketemu, karena keberadaannya masih belum diketahui," tutur Arist.
Ia menyarankan, KPK memeriksa Darin dengan menggunakan cara persuasif. "Darin kan sudah dua kali dipanggil dan mangkir. Sebaiknya tak usah menggunakan cara-cara kekerasan, lebih baik libatkan mediasi," saran Arist.
Ia sepakat dengan saran Ketua Dewan Konsultatif Komnas Perlindungan Anak, Seto Mulyadi yang menyarankan KPK memeriksa Darin di kantor Komnas Anak atau di rumah Darin. Darin sendiri kemarin, dinyatakan lulus UN SMK. "Alhamdulillah siswa-siswi kita 100 persen lulus, termasuk Darin, nilai dia lumayan baik," tutur Kepala Sekolah SMK Dewi Sartika, Sri Saidah.
Darin sendiri tak nongol di sekolah untuk melihat pengumuman. Menurut Sri, pihaknya tak mewajibakan seluruh siswanya hadir ke sekolah. "Hasil pengumuman UN juga bisa diakses melalui internet," tuturnya.
Sri mengungkapkan, nilai Darin cukup baik dalam uji kompetensi. Sebagai siswi SMK berkompetensi keahlian multimedia dengan tugas akhir membuat dan mengedit video, hasil karya kualitas pekerjaanya pun berbeda dengan teman lainnya. "Darin videonya paling beda, kawan-kawannya bikin video di BKT kalau Darin di Ancol," jelas Sri.
Ibunda darin, Mufida, senang bukan kepalang putrinya lulus UN. "Alhamdulillah, senang," katanya. Menurut Mufida, Darin dalam kondisi sehat.
Hingga kemarin Mufida belum mengungkap hubungan Darin dengan Luthfi hasan Ishaaq. Mufida memberi penjelasan kontroversial. Kalau Luthfi suami Darin, pastinya telah memenuhi janji-janjinya. Antara lain rumah senilai Rp 3 miliar, mobil dan apotek.
Faktanya, hingga kini janji-janji yang ada tak terbukti. Mobil yang diberikan ke Darin, bahkan ikut disita KPK terkait kasus suap dan pencucian uang yang menyeret Luthfi.
Disinggung seringnya Luthfi datang ke rumahnya, Mufida menyebut hanya untuk pijat. Penasihat hukum Luthfi, M Assegaf mengaku tak tahu-menahu hubungan kliennya dan Darin.
Pimpinan KPK merespon positif masukan Ketua Dewan Konsultatif Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA), Seto Mulyadi untuk membahas mekanisme pemeriksaan terhadap Darin sebagai saksi pencucian uang tersangka Luthfi.
"Kak Seto itu pakar yang memiliki keahlian dalam hal itu. Kami merespon positif," kata Wakil Ketua KPK, Busyro Muqoddas. Pimpinan KPK segera memanggil Satgas (penyidik). "Satgas LHI, kami dengan deputi penindakan, nanti akan panggil untuk merespon usulan Kak Seto," katanya.
Mencermati kepentingan KPK menguak dugaan pencucian uang Luthfi, Wasekjen PKS Fahri Hamzah menyarankan Darin tak memenuhi panggilan KPK, meski telah dua kali mangkir. "Darin nggak perlu memenuhi panggilan KPK. Untuk apa?" kata Fahri.
Ia menuding nama Darin muncul dalam kasus Luthfi sebagai bagian festival KPK. Alasannya, Darin masih pelajar. "Itu festival lagi kan. Harusnya Komnas Anak bekerja di pelanggaran hak anak, di pihak hak anak, Komnas Perempuan dan HAM juga," tuturnya.
Kendati Fahri berharap Darin tak memenuhi panggilan KPK, ibunda Darin menyatakan kesiapan anaknya. Mufida, bahkan memastikan anaknya siap datang ke KPK. "Insya Allah datang," tegas Mufida.
Mufida menjelaskan saat ini Darin sudah meninggalkan Cirebon. Tapi ia tak mau menyebut ke mana Darin pergi, termasuk apakah sudah ada di Jakarta. Bersama siapa Darin, Mufida enggan menjelaskan. "Sudah ya, saya malu sama tetangga, kalau ramai-ramai begini," ujar Mufida. (tribunnews/bah/win/leo)