Polisi Belum Bisa Simpulkan Identitas Pengebom Bunuh Diri
Polisi belum mengetahui identitas pelaku bom bunuh diri di Mapolres Poso, Sulawesi Tengah, meskipun wajahnya masih dikenali.
Penulis: Adi Suhendi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Polisi belum mengetahui identitas pelaku bom bunuh diri di Mapolres Poso, Sulawesi Tengah, meskipun wajahnya masih dikenali.
"Kalau dari wajah, kami belum bisa menyimpulkan bahwa yang bersangkutan yang melarikan diri, termasuk DPO lainnya," ujar Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Boy Rafli Amar di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Selasa (24/6/2013).
Polisi, lanjutnya, sudah menyebar wajah pelaku bom bunuh diri. Diharapkan, keluarga yang mengenalinya cepat menghubungi polisi.
"Kami mengimbau kepada masyarakat melihat gambar ini, segera menginformasikan pada kami. Paling tidak, untuk segera kami kembalikan pada pihak keluarga. Jenazah saat ini di Palu," terang Boy.
Belum ada rencana polisi membawa pelaku bom bunuh diri ke Jakarta. Polisi masih terus mecari identitas pelaku.
"Belum ada rencana (jenazah dibawa ke Jakarta), sementara tim kami yang ke sana. Sampai siang ini belum ada rencana diterbangkan ke Jakarta," ungkapnya.
Sebelumnya diberitakan, Mapolres Poso dikejutkan dengan aksi bom bunuh diri, Senin (3/6/2013) sekitar pukul 08.03 WITA. Pelaku yang masuk ke halaman mapolres sempat ditahan petugas jaga, tapi pelaku tetap saja nyelonong masuk menggunakan sepeda motor.
Awalnya, petugas jaga Mapolres Poso Bripda Andry Wahyudi, melihat seorang laki-laki menggunakan jaket hitam, memasuki Mapolres Poso menggunakan sepeda motor Yamaha Jupiter.
Saat ditegur, pria tersebut tetap memacu kendaraan, dan masuk ke dalam halaman Mapolres Poso. Karena tidak mau berhenti, Bripda Andry Wahyudi pun berusaha mengejarnya.
Tak lama kemudian, terdengar bunyi ledakan kecil, dan saat itu Bripda Andry Wahyudi curiga dan secara spontan mengatakan kepada teman-temannya yang ada di penjagaan polres.
"Bom bunuh diri ini," ucap Bripda Andry, sehingga anggota polisi lain tiarap.
Kemudian, Bripda Andry Wahyudi berlari membunyikan lonceng penjagaan, namun secara tiba-tiba pula terjadi bunyi ledakan kedua yang begitu besar. (*)