Jumhur Hidayat: TK Mewariskan Ruh Perjuangan Bagi Orang Muda
Aktivis mahasiswa Institut Teknologi Bandung era 80-an, Moh Jumhur Hidayat, menyatakan Indonesia kehilangan sosok Taufiq Kiemas
Penulis: Y Gustaman
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, GARUT -- Aktivis mahasiswa Institut Teknologi Bandung era 80-an, Moh Jumhur Hidayat, menyatakan Indonesia kehilangan sosok Taufiq Kiemas. Almarhum yang meninggal di Rumah Sakit Nasional Singapura pada Sabtu (8/6/2013) peduli wong cilik.
Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) menilai sosok TK biasa disapa, merupakan figur pejuang nasionalis yang gigih meletakkan bangunan keseimbangan politik di tubuh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan.
Termasuk, yang lebih menarik dari suami Megawati Soekarnoputri ini adalah kepeloporan sikapnya dalam mengakomodir kalangan generasi baru berunsur Islam guna berkiprah di partai berlambang banteng gemuk itu.
"TK adalah simbol pemaknaan nasionalis religius, yang saat ini fenomenanya memang berkembang cukup luas di PDIP. Hal ini tentu tidak lepas dari semangat dan cita-citanya, yakni untuk menciptakan gairah perjuangan baru kepada wong cilik melalui kehadiran elemen muda Islam di PDIP," jelas Jumhur yang sedang berada di Garut, Jawa Barat dalam rangkaian sosialisasi pelayanan TKI berdokumen resmi, tak berapa lama setelah kepergian TK untuk selama-lamanya itu.
Pada sisi lain, Jumhur mengaku, kepergian TK telah mewariskan ruh perjuangan bagi orang muda pada umumnya, karena semasa hidupnya almarhum sangat menaruh perhatian terhadap regenerasi bangsa, baik dalam keperluan lingkup kepemimpinan partai maupun menyangkut agenda ke tampuk pimpinan nasional.
"Beliau di akhir hayatnya bagai tanpa henti memberi dukungan moral untuk kaum muda dan bahkan kerap meminta elit nasional agar melapangkan orang-orang muda menjadi calon pemimpin masa depan bangsa," ujarnya.
Jumhur mengatakan, semangat dan cita-cita almarhum tidak boleh dipadamkan utamanya terkait hasrat mewujudkan kehadiran orang muda di panggung kepemimpinan nasional.
Ia juga secara khusus memuji almarhum sebagai tokoh yang memiliki kepedulian tinggi pada permasalahan Tenaga Kerja Indonesia di luar negeri.
"Saya merasa, kerja-kerja pelayanan TKI yang saya lakukan dimonitor oleh beliau, sehingga memberikan arahan untuk memotivasi saya," tambah Jumhur.
Ia mengatakan, banyak kasus penistaan TKI di berbagai negara yang mendapat perhatian langsung almarhum, dengan meminta pemerintah lebih tanggap sekaligus melakukan perlindungan maksimal.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.