Komentar Sejumlah Tokoh Terhadap Sosok Taufiq Kiemas
Ketua MPR RI, akhirnya mengembuskan nafas terakhirnya, Sabtu (8/6/2013) petang
Penulis: Wahyu Aji
TRIBUNNEWS.COM – Ketua MPR RI, akhirnya mengembuskan nafas terakhirnya, Sabtu (8/6/2013) petang, setelah sempat dirawat di RS Singapura, sejak 4 Juni lalu. Sata itu Taufiq Kiemas dibawa ke Singapura, karena merasa kecapaian, setelah mendampingi Wapres Boediono meresmikan Monumen Bung Karno dan Situs Rumah Pengasingan Bung Karno di Ende, Nusa Tenggara Timur, 1 Juni lalu, bertepan peringatan Hari Lahir Pancasila.
Taufiq Kiemas meninggal pada usia ke-70 tahun. Almarhum meninggalkan seorang istri, Dyah Permata Megawati Setyawati (Megawati Soekarnoputri) dan tiga anak, Mohammad Rizki Pratama, Mohamad Prananda Prabowo, dan Puan Maharani Nakshatra Kusyala.
Meninggalnya Taufiq Kiemas, meninggalkan duka bagi banyak kalangan. Tak hanya keluarga, sejumlah tokoh nasional pun turut menyampaikan dukanya atas wafatnya Ketua Dewan Pertimbangan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan itu.
Berikut komentar beberapa tokoh atas meninggalnya Taufiq Kiemas:
Siti Hardianti Rukmana (Putri Sulung mantan Presiden Soeharto)
Keluarga kami (Cendana) menganggap almarhum seperti saudara sendiri. Kami sudah anggap seperti saudara. Kami sangat kehilangan atas meninggalnya beliau. Pak Taufiq itu sebagai seorang tokoh yang hangat dan bersahaja. Siakp beliau sangat baik kepada siapapun. Orangnya sangat baik.
Beliau juga datang waktu Bapak (Soeharto) ada, dia datang ke rumah Bapak, sempat bercengkerama dan tertawa-tawa, baik sekali. Dengan kami, beliau tetap menjaga silaturrahmi. (tribunnews/wah)
---
Prabowo Subianto (Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra)
Beliau menjalin hubungan baik dengan semua orang. Dulu tahun 1998 saya bagian dari Orba, lalu beliau yang berkuasa tetap bersahabat dengan saya.
Saya mendoakan agar arwah beliau diterima di sisi Allah SWT. Dan, keluarga yang ditinggalkan semoga diberi ketabahan. Semua berdoa untuk beliau, agar diterima Yang Maha Kuasa.
---
Hatta Rajasa (Menteri Perekonomian)
Saya sebenarnya sedang menyusun rencana pertemuan sosialisasi empat pilar kebangsaan bersama beliau sebagai Ketua MPR. Ternyata beliau berpulang. Terakhir sebenarnya kami ingin ketemu lagi, beliau mempromosikan empat pilar kebangsaan. Beliau selalu memberi solusi kebuntuan politik Indonesia.
Saya dan beliau kebetulan sama-sama putra Palembang. Saya sangat kehilangan beliau. Tak ada hambatan politik, meski saya dengan almarhum beda Parpol.
Kami tak ada sesuatupun hambatan saling mendukung dalam karir politik. Itulah kekuatan Pak Taufiq, bisa merangkul semua golongan. Sebetulnya, kami juga berjanji makan malam bersama. Kami biasa diskusi memikirkan bangsa ke depan, terutama generasi muda.
---
Aburizal Bakrie (Ketua Umum Partai Golkar)
Beliau itu sosok tokoh yang baik dan bersahaja. Politisi senior yang bisa akrab dengan siapa saja, termasuk kepada lawan, tanpa membeda-bedakannya.
Siapapun disapa dengan hangat, tanpa sungkan-sungkan untuk mendahului menyapa. Itulah kelebihan beliau. Saya merasa sangat kehilangan atas kepergian beliau ini.
Saya memohon kepada Allah agar semua kesalahan beliau diampuni. Beliau seorang pemimpin yang mengajak Indonesia terus bersatu. Beliau merupakan tokoh lintas Parpol dan selalu menghormati orangtua.
Beliau melepaskan sekat politik, semua bersatu tanpa tendensi apapun. Semua menjadi satu bangsa Indonesia, beliau menjaga kedamaian Republik Indonesia.
---
Sinyo Harry Sarundajang (Gubernur Sulawesi Utara)
Saya sangat kehilangan beliau. Pak Taufiq itu senior saya juga di Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI), yang mampu memperjuangkan organisasi kemahasiswaan nasionalis.
Sosok beliau sangat dekat di hati saya. Beliau sangat perhatian terhadap perkembangan GMNI, termasuk saat meresmikan sekretariat DPP di Johar Baru Jakarta, 28 Oktober 2011 lalu.
Bangunan itu tak lepas dari bantuan dana beliau. Saya menyaksikan langsung saat peresmian bersama tokoh GMNI, Theo Sambuaga dan Gubernur Jawa Timur Soekarwo.
Pak Taufiq sebagai sosok nasionalis yang sangat konsen empat pilar kebangsaan, yaitu Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika. Almarhum adalah pencetus empat pilar kebangsaan ini.