Manuver PDI Perjuangan Akan Lebih Hebat
Masa depan PDI Perjuangan kini total di tangan Megawati Soekarnoputri, pascameninggalnya Taufiq Kiemas
Penulis: Y Gustaman
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Masa depan PDI Perjuangan kini total di tangan Megawati Soekarnoputri, pascameninggalnya Taufiq Kiemas, suaminya. Dulu, pandangan partai wong cilik ketika ada Taufiq, mewarnai komunikasi hubungan SBY-Megawati.
Pengamat politik LIPI, Indria Samego menilai, hubungan SBY-Mega bakal tambah dingin dalam konteks politik. Karena PDI Perjuangan akan all out menaikkan tensi konstelasi dengan memikirkan kemenangan untuk Pemilu 2014.
"Makanya, manuver politik akan dilakukan untuk meningkatkan citra PDIP, dan itu sangat penting sekali untuk memenangkan pemilu," ujar Indria di sela diskusi bersama CIDES di Hotel Ambhara, Jakarta Selatan, Selasa (11/6/2013).
Wajar saja jika ke depan, posisi PDI Perjuangan akan semakin menebalkan dirinya sebagai partai oposisi yang sama sekali tidak membuka pintu negosiasi dengan Pemerintahan SBY, khususnya menyikapi kebijakan yang menyengsarakan rakyat.
Langkah yang paling keras akan diperlihatkan PDI Perjuangan, lanjut Indria, menyoal kebijakan Istana menaikkan subsidi BBM dengan mengurangi beban lewat Bantuan Langsung Sementara Masyarakat, bantuan pendidikan, pembangunan infrastruktur, kesehatan dan lainnya.
Dan secara ideologis, PDI Perjuangan sebagai partai wong cilik menilai seluruh setiap kebijakan yang merugikan wong cilik akan dibela. Seperti soal pengurangan subsidi dikurangi dan diganti dengan BLT, menurut PDI P ini memiliki perhitungan politik.
"Sehingga PDI Perjuangan akan dirugikan. Akibatnya Mega akan mendeligitimasi bahwa tindakan itu harus diwaspadai," tambahnya.
Masih kata Indria, kalau selama ini suara Istana ada penyampainya yakni Hatta Rajasa untuk disuarakan ke PDI Perjuangan lewat sosok Taufiq, kini sudah tidak ada lagi penggantinya. Ditambah, sisa masa setahun kekuasaan SBY, akan digunakan Hatta fokus pada partainya.
"Kalau sekarang Hatta lebih fokus kepada Pemilu 2014, apalagi Hatta itu Ketua Umum. Selama ini komunikasi dilakukan SBY karena hanya ingin mempertahankan Partai Demokrat. Kalau karier politik SBY sendiri itu sudah selesai," katanya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.