BNN: Malaysia Pemasok Narkoba Terbesar ke Indonesia
jika melihat daftar perjalanannya, para sindikat itu bisa saja masuk ke beberapa daerah di Indonesia
Penulis: Wahyu Aji
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Wahyu Aji
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepala Bagian Humas Badan Narkotika Nasional(BNN) Komisaris Besar Sumirat Dwiyanto mengatakan sindikat Malaysia merupakan pemasok narkoba terbesar di Indonesia.
Hal itu dilihat dari tujuh negara yang sindikat-sindikatnya menjadi pemasok narkoba ke Indonesia. Diantaranya Lagos, Iran, India, Pakistan, Malaysia, dan negara-negara di Afrika.
"Berdasarkan data tahun 2012 sindikat Malaysia merupakan pemain yang banyak ke Indonesia," kata Sumirat di Gedung BNN, Cawang, Jakarta Timur, Rabu (12/6/2013).
Sumirat menjelaskan, jika melihat daftar perjalanannya, para sindikat itu bisa saja masuk ke beberapa daerah di Indonesia. Termasuk Jakarta.
Caranya mereka masuk dengan modus perjalanan yang paling sering digunakan adalah dengan mengubah rute penerbangan dari internasional ke domestik. Mengingat, pemeriksaan di terminal kedatangan domestik di setiap bandara di Indonesia tidak seketat pemeriksaan di terminal kedatangan internasional.
"Mereka biasanya mengubah rute penerbangan dari internasional ke domestik," lanjutnya.
Sementara itu, Kepala Kantor Ditjen Bea Cukai Teluk Bayur, Padang, Sumatera Barat, Duki Rusnadi menambahkan, modus tersebut terjadi saat pihaknya berhasil mengungkap upaya penyelundupan Narkotika Golongan I jenis Sabu di Bandara Minangkabau, Padang Pariaman, Minggu 26 Mei 2013 lalu. Petugas Bea Cukai saat itu menangkap wanita berinisial JR di terminal kedatangan internasional.
"Dia baru saja turun dari pesawat Air Asia yang membawanya dari Kuala Lumpur, Malaysia. Saat itu dia mau ganti penerbangan ke domestik untuk tujuan Jakarta dengan Pesawat Lion Air," kata Duki.
Penangkapan itu berawal dari kecurigaan petugas terhadap barang bawaan JR berupa tas koper. Saat diperiksa menggunakan X-Ray pada dinding koper tersebut terdapat benda mencurigakan.
"Kita sobek dinding kopernya, ternyata terdapat Sabu kristal seberat 2.806 gram," kata Duki.
Duki menerangkan, modus berganti rute penerbangan tersebut kerap dilakukan para sindikat. Petugas sendiri sudah sering mencurigai para penumpang yang baru tiba dari Kuala Lumpur dengan Pesawat Air Asia.
"Kalau sudah pakai pesawat Air Asia dari Kuala Lumpur, kita pasti curigai. Karena para penyelundup memang biasanya pakai Air Asia, ditambah Malaysia sebagai pemasok terbesar," ujar Duki.