Pembom Bunuh Diri Poso Zainul Arifin?
Pelaku bom bunuh diri di Polres Poso, diakui keluarga janda Zumaroh (63) warga Dusun Semangu, Lamongan ada kemiripan dengan putra kelimanya
Editor: Gusti Sawabi
Tribunnews.COM, LAMONGAN - Pelaku bom bunuh diri di Polres Poso, Senin (3/6/2013) diakui keluarga janda Zumaroh (63) warga Dusun Semangu, Desa Blimbing, Kecamatan Paciran ada kemiripan dengan putra kelimanya, Zainul Arifin (33) lantaran ada tanda-tanda dikenalinya.
Pengakuan Zumaroh warga RT 03 RW 05 itu kepada Surya Online, Minggu (16/6/2013) siang, setelah pihak keluarga ditemui petugas kepolisian yang menunjukkan foto separuh badan korban bom bunih diri yang masih utuh dari dada sampai kepala.
"Memang ciri-ciri yang ditunjukkan pak polisi itu ada kemiripan dengan anak saya,"ungkap Zumaroh yang didampingi putra bungsunya, Wahun Irawan.
Meski begitu, baik Zumaroh belum meyakini 100 persen foto pelaku bom bunuh diri di Polres Poso itu adalah Zainul Arifin. Saat melihat foto yang dibawa petugas, Zumaroh didampingi Wahun Irawan memang melihat botak di kepala bagian kanan yang tidak bisa tumbuh rambut, alias petal.
Menurut Zumaroh, itu tanda yang dialami Zainul Arifin sejak kecil karena sakit koreng hingga lukanya tak sembuh-sembuh dan saat sembuh membekas tidak bisa tumbuh bisa rambutnya. Selain itu, ada tanda tahi lalat di pundak belakang sebelah kanan.
"Tapi kok katanya ada bekas luka di bahu kanannya. Padahal, Arifin (panggilan Zainul Arifin, Red) itu tidak memilik bekas luka di tangan," kata Zumaroh.
Walaupun tanda-tanda yang ditunjukkan dalam foto itu mirip dengan ciri-ciri putranya, namun Zumaroh tidak bisa meyakini jika pelaku bom bunuh diri itu anaknya. Sementara itu, Wahun Irawan yang setia mendampingi ibunya menambahkan, selama dua hari ada petugas yang mengaku dari kepolisian mendatangi rumahnya.
Hari pertama Jumat (14/6/2013) malam sekitar pukul 20.00 WIB hingga 21.00 WIB dua anggota polisi datang dengan membawa foto korban yang juga pelaku bunuh diri di Polres Poso. "Waktu itu hanya dua anggota polisi yang ke rumah," kata Wahun Irawan.
Saat itu keluarga sempat kaget dengan datangnya petugas yang memberitahu pihak keluarga, intinya memberitahukan, menanyakan dan mencocokkan foto yang dibawa petugas dengan salah satu keluarga Irawan, yakni kakaknya bernama Zainul Arifin.
"Hanya itu yang disampaikan pak polisi dan termasuk ada yang meminta foto terakhir Zainul Arifin," kata Wahun Irawan. (*)