Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Masalah Asap Dibawa ke Pertemuan Tingkat Menteri Regional

Indonesia, Kamis (27/6/2013) sepakat untuk membawa persoalan kabut asap lintas batas yang disebabkan

Editor: Dewi Agustina
zoom-in Masalah Asap Dibawa ke Pertemuan Tingkat Menteri Regional
Tribun Pekanbaru/Melvinas Priananda
Warga tetap beraktifitas meskipun kabut asap tebal menyelimuti kota Pekanbaru, Selasa (25/6/2013). Pemerintah melakukan sejumlah upaya guna mengurangi terjadinya kebakaran hutan dan lahan yang lebih luas dengan melakukan hujan buatan serta penambahan personil pemadaman kebakaran. (Tribun Pekanbaru/Melvinas Priananda) 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Samuel Febriyanto

TRIBUNNEWS.COM, DAKAR - Indonesia, Kamis (27/6/2013) sepakat untuk membawa persoalan kabut asap lintas batas yang disebabkan oleh kebakaran hutan di wilayah Sumatera ke pertemuan regional.

Menteri Lingkungan Hidup Indonesia, Balthasar Kambuaya mengatakan, Indonesia mendukung usulan Malaysia untuk mengadakan pertemuan tingkat menteri untuk membahas polusi asap pada awal bulan depan.

"Malaysia mengusulkan untuk dipercepat pada awal Juli, dan Indonesia mendukung itu," kata Kambuaya setelah bertemu dengan rekannya dari Malaysia, G Palanivel, seperti diberitakan oleh Jakartapost.com.

Peserta lain yang akan hadir dalam pertemuan itu adalah Brunei Darussalam, Singapura dan Thailand.

Dalam pertemuannya dengan Palanivel, Kambuaya mengatakan pihaknya telah melakukan sejumlah hal untuk mengatasi kebakaran hutan di Sumatera. Palanivel mengatakan negaranya siap membantu Indonesia untuk memerangi kebakaran tersebut.

"Yang paling penting saat ini adalah untuk mengendalikan situasi kabut di Sumatera, dengan segala potensi yang kita miliki, termasuk dengan penyemaian awan, bom air dan pemadam kebakaran," kata Palanivel.

Berita Rekomendasi

Sementara itu, Menteri Kehutanan Indonesia, Zulkifli Hasan mengatakan polisi telah menangkap 14 orang petani yang diduga melakukan pembakaran ilegal.

Membakar hutan adalah cara yang paling murah bagi petani untuk membuka lahan mereka. Diketahui 13 dari mereka, bekerja untuk perusahaan perkebunan.

Namun polisi masih menyelidiki apakah mereka diperintahkan oleh perusahaan untuk membersihkan lahan atau mereka bertindak atas kemauan diri mereka sendiri. (jakartapost.com)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas