Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Ada Tiga Faktor Kerusuhan Lapas Tanjung Gusta

Kriminolog FISIP Universitas Indonesia, Mulyana W Kusuma menilai ada berbagai faktor yang melatarbelakangi kebakaran Lapas Tanjung Gusta

Penulis: Y Gustaman
Editor: Sanusi
zoom-in Ada Tiga Faktor Kerusuhan Lapas Tanjung Gusta
TRIBUN MEDAN/RISKI CAHYADI
Seorang petugas pemadam kebakaran berusaha memadamkan api yang melalap bangunan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Klas I Tanjung Gusta, Medan, Sumatera Utara yang terbakar akibat kerusuhan, Kamis (11/7/2013) malam. Kerusuhan di Lapas Tanjung Gusta yang dipicu listrik padam serta matinya air PDAM itu menyebabkan kaburnya para napi di penjara tersebut. TRIBUN MEDAN/RISKI CAHYADI 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kriminolog FISIP Universitas Indonesia, Mulyana W Kusuma menilai ada berbagai faktor yang melatarbelakangi kebakaran Lapas Tanjung Gusta, Medan, Kamis (11/7/2013).

Faktor pertama, menurut Mulyana, tak lepas dari kondisi daya tampung lapas yang sudah sangat melebihi batas. Daya tampung normal 1.064 orang, tapi saat kejadian dihuni oleh 2.600 orang.

"Sesaknya lapas mengakibatkan melipatnya tekanan psikologis terhadap komunitas napi," ujar Mulyana, Jumat (12/7/2013).

Mulyana menambahkan, kerusuhan di Lapas Tanjung Gusta bukan sekali ini terjadi. Kerusuhan pernah juga melanda lapas ini antara lain pada Mei 1996 sampai jatuh korban jiwa enam orang, Januari 2013, dan April 2013.

Faktor kedua, kata Mulyana, telah menunjukkan tidak adanya perbaikan dalam kebijakan umum Pelaksanaan Pemasyarakatan yang merupakan tanggung jawab Pemerintah yakni Kementerian Hukum dan HAM.

"Dengan kebijakan umum yang menjauh dari Standard Minimum Rules for Prisoners (Standar Aturan Minimal Pemenjaraan), Manajemen Lapas tidak dapat mengoptimalkan pembinaan napi," tambahnya.

Ketiga, adanya pengelompokkan napi berdasarkan kejahatan yang dilakukan atau 'geng' yang sudah menjadi ciri di berbagai Lapas Klas I dengan tokoh -tokoh berpengaruh. Mereka dapat berperan sebagai pemelihara stabilitas penjara, akan tetapi juga dapat menjadi faktor yang mendorong destabilisasi Lapas.

Berita Rekomendasi

"Kebijakan ekstra-restriktif yang dituangkan dalam bentuk regulasi pembatasan hak-hak napi mendorong tokoh-tokoh ini utk mempengaruhi napi lain melakukan perlawanan terbuka," katanya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas