Yayuk Basuki Sayangkan Sportivitas Hilang di Tinju Nabire
Bekas petenis Indonesia Sri Rahayu Basuki atau lebih dikenal dengan nama Yayuk Basuki menyesalkan tragedi tinju di Bupati
Penulis: Eri Komar Sinaga
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Bekas petenis Indonesia Sri Rahayu Basuki atau lebih dikenal dengan nama Yayuk Basuki menyesalkan tragedi tinju di Bupati Nabire Cup, Nabire, Papua, Minggu malam lalu.
Menurut Yayuk, kejadian tersebut patutu disayangkan karena semua yang terlibat dalam keributan yang menewaskan 18 orang tersebut tidak bisa menjunjung sportifitas.
"Saya juga kaget mengapa sampai terjadi. Justru itu, ini olah raga dimana notabene udah jelas-jelas nggak bisa ditawar-tawar sportifitas harus dijunjung tinggi harus dikedepankan., kenapa sampai tidak bisa menerima kekalahan," ujar Yayuk di Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu), Jakarta, Selasa (16/7/2013).
Menurut Yayuk, olah raga cabang tinju jelas sekali terlihat siapa pihak yang menang atau kalah karena langsung disaksikan penonton dan penonton bisa memberikan penilaian tersendiri siapa yang lebih unggul. Tinju berbeda dengan olah raga lainnya.
Yayuk pun menyoroti penyelenggara tinju kejuaraan Bupati Nabire teresbut. Harusnya penyelenggara memperhatikan kualitas juri yang mereka sewa.
"Yang ktia sorotin dari penyelenggaranya. Mereka meng-hire juri dan lain-lain ini darimana? Sertifikasinya gimana? Kalau memang ini skala nasional kan mesti ada sertifikasinya juga. Yang pasti memang para perilakunya dulu lah. Sayang sekali ini terjadi di olah raga tinju. Semoga tidak terjadi lah," tandas peraih enam gelar tunggal Tur WTA dan sembilan gelar dari ganda itu.
Sebelumnya, kerusuhan pada kejuaraan tinju Bupati Nabire Cup 2013 terjadi di GOR Kota Lama, Nabire, Papua, Minggu (14/7/2013) WIT. Kejadian itu mengakibatkan 18 korban jiwa dan puluhan lainnya luka-luka.