Kerusakan Lingkungan Dkiritik Lewat Lukisan Bernuansa Muram
Di atas kanvas berukuran 200 cm hingga tiga meter, Yarno mengekspresikan kegelisahaannya terhadap kerusakan lingkungan
Penulis: Hasanudin Aco
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Di atas kanvas berukuran 200 cm hingga tiga meter, Yarno mengekspresikan kegelisahaannya terhadap kerusakan lingkungan akibat urbanisasi dan industrialisasi.
Lewat lukisan bernuansa muram, Yarno memvisualisasikan bangunan pabrik, cerobong asap, rusa, pohon yang tertebang akibat ulah manusia yang tidak peduli dengan keseimbangan alam.
Rahmat, selaku Direktur Galery Apik, yang menyokong karya Yarno mengungkapkan bahwa semua karya Yarno merupakan hasil perenungan perupa asal Jogja itu, saat dirinya melihat desa kelahirannya sudah dieksploitasi.
"Dalam lukisan Reborn, manusia senantiasa mengangu dan mengotori lingkungan dengan polusi atau limbah serta memandang sebelah mata kelestariannya, termasuk tidak melindungi hewan-hewan ciptaan Tuhan, makanya dia memberikan kerinduan akan keseimbangan alam melalui bahasa fisual," ujar Rahmat di Jakarta, Kamis (18/7/2013)
Sembilan karya seni kontemporer Yarno akan di pajang dalam Bazzaar pameran seni yang berlangsung di Pasific Place, Jakarta Selatan, pada 18 hingga 21 Juli mendatang. Sembilan karya teranyar perupa kelahiran tahun 1969 itu diantaranya adalah Blue Sky Effect, Factury Live, Fire Front dan Reborn
"Kami akan mempersembahkan karya terbaik Yarno yang mengangkat tema kritik sosial pencemaran lingkungan melalui media seni lukis yang tertuang dalam kanfas 200 cm hingga 3 meter," ujarnya.