Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Direktur Eksekutif Aspidi Sebut Elda Devianne Calo Proyek

Elda Devianne Adiningrat kerap menjadi calo proyek

Penulis: Edwin Firdaus
zoom-in Direktur Eksekutif Aspidi Sebut Elda Devianne Calo Proyek
/Tribunnews.com/Abdul Qodir
Mantan Ketua Asosiasi Perbenihan Indonesia, Elda Devianne Adiningrat, dipapah saat meninggalkan kantor Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Jakarta, Selasa (21/5/2013). Ia mengaku sakit usai diperiksa sebagai saksi kasus dugaan suap dan pencucian uang impor daging sapi dengan tersangka mantan Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Luthfi Hasan Ishaaq, dan rekannya, Ahmad Fathanah. (Tribunnews.com/Abdul Qodir) 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Eksekutif Asosiasi Pengusaha Importir Daging Indonesia, Thomas Sembiring mengungkapkan mantan Ketua Asosiasi Perbenihan Indonesia, Elda Devianne Adiningrat kerap menjadi calo proyek.

Elda, terang dia, sering sesumbar mempromosiin dirinya sendiri dalam mendapatkan penambahan kuota impor daging sapi. Namun, dari awal dirinya tidak yakin Elda bisa memenuhi janjinya itu.

Hal itu diungkap Thomas dalam persidangan terdakwa kasus dugaan suap pengurusan penambahan kuota impor daging dan pencucian uang, Luthfi Hasan Ishaaq di Pengadilan Tipikor, Jakarta, Senin (29/7/2013).

"Elda itu makelar, calo lah. Karena sudah sekian banyak diuji, saya yakin dia enggak sanggup," kata Thomas.

Menurut Thomas, dari kesepakatan dalam rapat dengan Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian, Syukur Iwantoro, kuota impor daging buat 2013 sudah dibagi dalam dua kategori. Yakni buat kebutuhan industri dan hotel, restoran, katering.

Thomas melanjutkan, dari penetapan kuota impor sebesar 16 ribu ton daging, sudah tidak memungkinkan buat PT Indoguna Utama mendapatkan penambahan kuota impor sebesar 8 sampai 10 ribu ton. Tetapi, Elda tetap berpromosi mendapatkan penambahan itu.

"Karena kalau minta kuota impor delapan sampai 10 ribu ton pasti akan ada gejolak di kalangan importir. Dulu importir cuma 20, sekarang ada 67, kalau minta tambah kuota enggak mungkin akan mencukupi," kata Thomas.

Berita Rekomendasi
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas