Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Ketua KPK: Komite Konvensi Capres Demokrat Belum Diusut

Belum ada nama anggota Komite. Karena masih banyak dokumen yang harus diverifikasi

Penulis: Hasanudin Aco
Editor: Johnson Simanjuntak
zoom-in Ketua KPK: Komite Konvensi Capres Demokrat Belum Diusut
KOMPAS IMAGES/RODERICK ADRIAN MOZES
Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas (SKK Migas), Rudi Rubiandini dibawa keluar dari Gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Jalan HR Rasuna Said, Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu (14/8/2013). Rudi Rubiandini ditangkap KPK Selasa (13/8/2013) malam karena diduga menerima suap dari pihak swasta. Dari rumah mantan Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) itu, KPK menyita sejumlah barang bukti berupa uang 490.000 dolar AS dan 127.000 dolar Singapura serta motor gede (moge) merek BMW. KOMPAS IMAGES/RODERICK ADRIAN MOZES 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Abraham Samad menegaskan pihaknya belum meminta keterangan dari pihak Komite Konvensi Capres Partai Demokrat yang kabarnya terkait dengan suap terhadap Kepala SKK Migas Rudi Rubiandini.

"Belum ada nama anggota Komite. Karena masih banyak dokumen yang harus diverifikasi," kata Abraham di gedung DPR RI Jakarta, Jumat (16/8/2013).

Sebelumnya muncul dugaan dana suap untuk kepala SKK itu terkait Komite Konvensi Capres Demokrat. Pasalnya, salah satu anggota Komite Konvensi Calon Presiden Partai Demokrat adalah pemilik Kernel Oil Pte Ltd, anak PT Tripatra yang menginduk ke PT Indika Energi.

Komisaris Kernel Oil Pte Ltd, Simon Tanjaya, diduga melakukan suap kepada Rudi  dengan nilai ratusan ribu dolar AS. Kini, Simon mendekam di Rumah Tahanan Komisi Pemberantasan Korupsi  Cabang Guntur.

"Belum disimpulkan di situ karena ada dokumen masih diinvestigasi," kata Abraham.

Kendati demikian, Abraham mengatakan pihaknya sudah memantau kasus SKK Migas ini sejak tiga bulan lalu. "Itu sudah dipantau dari tiga bulan lalu. Waktu saya ceramah di PDI P sudah saya ingatkan KPK akan masuk dalam kasus Sumber daya Alam," kata Abraham.

Ditanya apakah Rudi akan dijadikan justice collaborator, Abraham mengatakan pendapat demikian terlalu prematur. 

Berita Rekomendasi

"KPK tidak akan menawarkan seseorang sebagai justice collaborator. Kita akan melihat niat dan ketulusans eseorang membongkar kasus ini. Baru bisa jadi Justice Collaborator. Nanti kita lihat dalam pemeriksaan orang ini mau membongkar apa tidak," kata Abraham.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas