Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Priyo: Harusnya SBY Tegas Sejak Lama

Pidato kenegaraan Presiden SBY dalam Sidang Bersama DPR RI dan DPD RI dalam rangka Dirgahayu ke-68 RI di Kompleks DPR RI, menuai pujian.

Penulis: Y Gustaman
Editor: Johnson Simanjuntak
zoom-in Priyo: Harusnya SBY Tegas Sejak Lama
TRIBUN/DANY PERMANA
Pimpinan Dewan Priyo Budi Santoso, Marzuki Alie, Pramono Anung, dan Taufik Kurniawan (kiri-kanan) 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pidato kenegaraan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam Sidang Bersama DPR RI dan DPD RI dalam rangka Dirgahayu ke-68 RI di Kompleks DPR RI, menuai pujian. SBY dinilai menunjukkan ketegasannya dalam pidato.

Demikian disampaikan Wakil Ketua DPR RI, Priyo Budi Santoso menanggapi pidato kenegaraan SBY. Menurutnya, ia sudah lama ingin sekali melihat ketegasan SBY dalam pidatonya. Namun, apa yang diharapannya baru dirasakan tadi pagi.

"Seharusnya beliau memperlihatkan ketegasan tersebut sejak lama, dengan memperlihatkan optimisme," kata Priyo kepada wartawan di Kompleks DPR RI, Senayan, Jakarta Pusat, Jumat (16/8/2013).

Menurut Priyo, ketegasan SBY terwakili dalam salah satu poin pidato, khususnya menyoal keutuhan bangsa. Dari pidatonya, Priyo melihat ada kepercayaan diri SBY sebagai seorang individu yang disampaikan terkait kiprah Indonesia di dunia internasional.

Politisi Golkar ini mengaku sangat mengapresiasi pidato SBY. Namun, ia menggarisbawahi, bahwa untuk sebuah pidato kenegaraan akan menjadi lebih baik lagi jika kiprah negara lebih dulu dirasakan bagi rakyat di dalam negeri.

"Untuk sebuah pidato kenegaraan harus memayungi semua, keutuhan bangsa dan segala macamnya, tapi dalam prakteknya menurut hemat saya nyatanya banyak kelemahan. Tapi dalam pidatonya cukup memperlihatkan optimisme," papar Priyo.

Wakil Ketua DPR RI Pramono Anung lain lagi penilaiannya. Pidato SBY, dirasa politisi PDI Perjuangan ini lebih santai, dan secara garis besar sudah bisa diprediksi, terutama data soal kemiskinan dan pengangguran.

Berita Rekomendasi

"Data yang digunakan sebelum kenaikan harga BBM (Bahan Bakar Minyak). Tapi itu enggak apa-apa. Yang disampaikan presiden adalah untuk potret. Beliau juga menyebut inkamben yang tak maju lagi. Maka harusnya bersiap pada persoalan korupsi dan demokrasi yang mahal," ujarnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas