Kasus Rudi Rubiandini Bisa Jadi 'Pintu Masuk' Urai Mafia Migas
Komisi III DPR menilai, tertangkapnya kepala SKK Migas non aktif Rudi Rubiandini, harus menjadi pintu masuk mengurai mafia migas.
Penulis: Ferdinand Waskita
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ferdinand Waskita
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota Komisi III DPR Bambang Soesatyo menilai, tertangkapnya kepala SKK Migas non aktif Rudi Rubiandini, harus menjadi pintu masuk mengurai mafia migas.
"Tidak mungkin guru besar ITB itu berani terima uang suap, jika tidak ada arahan atau perintah dari pejabat yang berpengaruh terkait suatu proyek dalam tata niaga migas," ujar Bambang melalui pesan singkat kepada Tribunnews.com, Minggu (18/8/2013).
Bambang menduga, uang tersebut bukan hanya untuk Rudi sendiri, melainkan untuk kepentingan orang yang berpengaruh tersebut.
Hal itu, kata Bambang, terlihat ketika KPK atas petunjuk Rudi, mampu menemukan 200 ribu dolar Amerika dilaci meja kerja Sekjen Kementerian ESDM.
Pengakuan Rudi, sambungnya, patut didalami oleh KPK kalau ingin menguak jaringan mafia migas dari hulu sampai hilir, yang menggerogoti potensi penerimaan negara hingga triliunan rupiah per tahun.
"Mengecilkan target lifting dalam APBN dan meninggikan nilai cost recovery, adalah salah satu modus yang paling mudah dibaca," imbuhnya.
Politisi Golkar itu mengungkapkan, dari kasus operasi tangkap tangan (OTT) Rudi itu, baru dari satu perusahaan.
"Itupun tergolong perusahaan skala kecil. Masih puluhan perusahaan migas raksasa kelas dunia yang diduga melakukan praktik sama dengan omzet kejahatan triliunan rupiah setiap tahun. Itu harus diungkap," tegasnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.