Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Hanya Ini Cara Meredam Laju Jokowi

keberadaan Jokowi dengan semua citra positif yang dimilikinya telah membius masyarakat untuk menjatuhkan pilihan kepadanya

Editor: Hasiolan Eko P Gultom
zoom-in Hanya Ini Cara Meredam Laju Jokowi
kompas.com
Jokowi dan Miing 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Eksekutif Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Toto Izul Fatah mengatakan, sulit untuk meredam elektabilitas Joko Widodo sebagai calon presiden. Menurutnya, hanya ada satu cara untuk meredamnya, yakni bila Gubernur DKI Jakarta itu tak diusung PDI Perjuangan sebagai calon presiden karena tak memenuhi presidential threshold atau alasan internal partai.

Toto mengungkapkan, keberadaan Jokowi dengan semua citra positif yang dimilikinya telah membius masyarakat untuk menjatuhkan pilihan kepadanya. Ia yakin elektabilitas Jokowi akan terus melesat dan sulit diredam partai atau tokoh lain di kompetisi pemilihan presiden.

"Manuver paling rasional untuk meredam melesatnya Jokowi hanya dengan tidak meloloskan dia sebagai capres. Saat itu terjadi, ini tentu jadi good news untuk capres lainnya" kata Toto dari Jakarta, Senin (26/8/2013), dilansir Kompas.com.

Selain itu, kata Toto, cara lain meredam elektabilitas Jokowi adalah dengan mendorong PDI Perjuangan untuk mengusung ketua umumnya, Megawati Soekarnoputri, sebagai calon presiden 2014-2019. Menurutnya, hal itu mungkin bisa saja terjadi karena Jokowi masih harus menyelesaikan tugasnya sebagai Gubernur DKI Jakarta.

"Bahkan, jika pun ada manuver down grading kepadanya (Jokowi), justru publik yang akan membela. Kecuali ada blunder politik atau tsunami politik pada Jokowi," ujar Toto.

Sebelumnya, ia berpendapat, elektabilitas Jokowi terus melesat lantaran dipicu kekecewaan publik pada politik yang akhirnya mendorong memilih dengan irasional dan emosional. Posisi Jokowi saat ini juga dianggapnya sama dengan posisi Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) di periode sebelumnya yang dipilih bukan karena rekam jejak yang jelas, melainkan karena alasan kesukaan personal.

BERITA TERKAIT
Sumber: Kompas.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di

Wiki Populer

© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas