Demokrat Anggap Buku Anas Pembenaran Sepihak
Partai Demokrat menilai buku mengenai Anas Urbaningrum pembenaran sepihak tanpa klarifikasi.
Penulis: Ferdinand Waskita
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Partai Demokrat menilai buku mengenai Anas Urbaningrum hanya pembenaran sepihak tanpa klarifikasi. Buku tersebut ditulis Mantan Sekretaris Departemen Agama DPP Partai Demokrat, Ma'mun Murod Al-Barbasy berjudul Anas Urbaningrum Dalam Sorotan Status Facebook Tumbal Politik Cikeas.
"Info sepihak, jangan testimoni seperti saling serang," kata Ketua DPP Demokrat Achsanul Qosasih di Gedung DPR, Jakarta, Rabu (28/8/2013).
Achsanul juga meminta agar kader Demokrat dan mantan kader tidak saling serang. Salah satunya melalui buku tersebut. "Demokrat ini partai juga menjunjung tinggi demokrasi," ujarnya.
Mengenai isi di buku tersebut yang berisi pesan singkat Ani Yudhoyono kepada Anas Urbaningrum, Achsanul belum bisa berkomentar. Anggota Komisi XI itu mengaku belum membacanya.
"Belum baca, gimana bentuknya jangan sampai saling serang," ujarnya.
Sebelumnya, isi buku yang disajikan loyalis mantan Ketua Umum DPP Partai Demokrat tersebut sebenarnya kumpulan posting di akun Faceboook Ma'mun Murod (28 status) seputar Anas Urbaningrum, SBY, dan kegaduhan di Partai Demokrat. Berikut cuplikannya. Sebuah SMS masuk ke handphone Anas Urbaningrum beberapa saat menjelang Kongres Partai Demokrat di Bandung, 2010 lalu.
Pesan singkat itu dikirim Ny Ani Yudhoyono, istri Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Isinya cukup mengejutkan, yaitu berupa warning dan ketidaksukaan Ny Ani terkait manuver politik yang dilakukan sekelompok kader Partai Demokrat menjelang kongres untuk memilih ketua umum partai.
Kelompok yang menamakan diri Sahabat Anas Urbaningrum (SAU) tersebut sebelumnya menggelar jumpa pers di Hotel Sultan, Jakarta, sekaligus menyampaikan surat terbuka kepada SBY sebagai Ketua Umum Dewan Pembina Partai Demokrat.
Dalam surat terbuka, kelompok SAU menyebut adanya gerakan politik kandidat Ketua Umum Partai Demokrat yang melontarkan klaim telah mendapatkan dukungan dan restu dari SBY dan keluarganya (Keluarga Cikeas), untuk menekan arus bawah dan pemilik suara di kongres (DPC Partai Demokrat).
"Anas, kalau benar ada surat terbuka seperti dimaksud, Pak SBY jadi heran dan mengapa orang-orang itu diperlakukan Pak SBY seperti itu? Pak SBY merasa suasananya seperti ketika Pak SBY menghadapi pemilu 2004 dan 2009 yl. Pak SBY sangat kecewa, Pak SBY tidak pernah melarang seseorang untuk maju, dan tak ada yang boleh melarang Pak SBY untuk punya pendapat. Surat terbuka seperti itu menghancurkan PD ke depan. Siapa yang sesungguhnya tulus mencotai PD?" Begitu bunyi SMS dari Ny Ani Yudhoyono seperti dikutip Ma'mun Murod dalam bukunya.