Gubernur Jawa Tengah Tantang Nazaruddin
Politikus PDIP ini menantang Nazaruddin membuktikan omongannya
Penulis: Albert Joko
Editor: Rachmat Hidayat
TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA--Apa kata Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dituduh Nazaruddin menerima uang dari proyek e-KTP Rp 500 ribu dolar AS? "Lha nek entuk duit semono, sugih banget no aku (Kalau dapat uang sebesar itu, kaya banget saya)," kata Ganjar.
Politikus PDIP ini menantang Nazaruddin membuktikan omongannya. Ia minta disebutkan waktu pemberian uang dan siapa orang yang menyerahkan uang ke tangannya.
"Yang menarik dari informasi itu (tudingan Nazarudin), ada tiga pimpinan komisi II disebut namanya. Satu ketuanya, dua dari PDIP. Tak masuk akal, dua pimpinan komisi berasal dari satu partai. Ini yang bolong," kata Ganjar lalu tertawa.
Orang nomor satu di Jateng ini menyatakan kesiapannya membantu KPK untuk mengungkap dugaan korupsi yang dimaksud Nazarudin. "Saya akan bongkar. Kalau KPK mengusutnya, saya akan paling depan," tegasnya.
Tak hanya ganjar yang merasa aneh atas tudingan Nazaruddin, Wakil Ketua Komisi II DPR Arif Wibowo pun penasaran. "Itu jelas fitnah," katanya.
Anggota DPR lainnya yang disebut Nazaruddin menikmati dana proyek e-KTP, Yasona Laoly tak kalah bersemangat membantah. Ia minta mencermati pola yang dimainkan Nazaruddin terkait korupsi proyek Hambalang.
"Ini membelokkan isu Hambalang yang belum selesai. Bisa saja isu ini menggantikan isu Hambalang yang lagi hangat. Semuanya disebut Nazaruddin, kita langsung tahu itu, sebentar lagi mungkin akan muncul lagi ucapan yang lain," kata Yasona.
Senin (26/8) lalu, Nazaruddin berjanji mengungkap korupsi senilai Rp 6,8 triliun dari 30 proyek yang melibatkan DPR, pemerintahan dan swasta. "Tujuannya bagaimana mencari dana dengan permainan proyek ini dan membagi-bagikan dana supaya mendapatkan satu dana yang cukup besar. Misalnya, direncanakan dari pemerintah dan legislatif," tuturnya.
Proyek-proyek tersebut diajukan ke DPR, setelah disetujui dihitung pengusaha selisih harganya, serta dibagi secara proporsional antara oknum legislatif dan eksekutif. "Rata-rata mark up antara 10-45 persen," kata Elza, meyakinkan.
Sehari kemudian, Nazaruddin hanya menyebut 12 proyek dari 30 proyek yang dijanjikan diungkap. Satu di antaranya proyek e-KTP. Menurut Nazaruddin, ada sembilan pihak yang terlibat korupsi proyek ini.
"Inisialnya SN, AU. Dari DPR, MM, Olly DK, MA. Dari pelaksananya AN, terus AS, termasuk Nazaruddin juga terlibat. Terus GA, EG," jelas Elza.
Disinggung puluhan proyek yang dijanjikan Nazaruddin sebelumnya, Elza mengatakan seluruhnya sekitar 20 proyek. "Dua belas proyek ini yang masih diproses, yang delapan proyek nanti, kalau sudah pergantian pemerintahan, dekat-dekat 2014," tuturnya.
Dari dokumen yang dibawa Elza, tampak bagan yang menunjukkan hubungan parapihak yang terlibat. Antara lain, ada bagan Andi Narogong dan Nazaruddin dalam kotak berjudul Pelaksana dengan anak panah ke kotak berjudul, Boss Proyek e-KTP yang berisi nama Novanto dan Anas Urbaningrum.
Kotak bagan Boss Proyek e-KTP itu lalu menunjukkan panah ke tiga kotak bagan. Kotak pertama berjudul, Ketua/Wakil Banggar yang Terlibat Menerima Dana berisi nama Mathias Mekeng 500 ribu dolar AS, Olly Dondo Kambe 1 juta dolar AS, dan Mirwan Amir 500 ribu dolar AS.
Kotak kedua berjudul, Ketua/Wakil Ketua Komisi II DPR RI yang Terlibat Menerima Dana, berisi nama Haeruman Harahap 500 ribu dolar AS, Ganjar Pranowo 500 ribu dolar AS, dan Arif Wibowo 500 ribu dolar AS.
Terakhir, kotak ketiga tanpa judul berisi nama Mendagri (Gamawan/Anas), Sekjen (Dian Anggraeni), PPK (Sugiarto), dan Ketua Panitia Lelang (Drajat Wisnu S).