Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Nazaruddin Niat Itikaf Bantu KPK Meski Banjir Ancaman

Keputusan mantan Bendahara Umum Partai Demokrat, Muhammad Nazaruddin, untuk bersuara lantang soal siapa-siapa saja yang terlibat korupsi

Penulis: Edwin Firdaus
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
zoom-in Nazaruddin Niat Itikaf Bantu KPK Meski Banjir Ancaman
/henry lopulalan
NAZARUDDIN USAI DIPERIKSA DI KPK - Mantan Bendahara Partai Demokrat M. Nazaruddin menjawab pertanyaan wartawan usai menjalani pemeriksaan KPK Jalan Rasuna Said, Kuningan, Jakarta Selatan, Jumat (2/8/2013). 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Keputusan mantan Bendahara Umum Partai Demokrat, Muhammad Nazaruddin, untuk bersuara lantang soal siapa-siapa saja yang terlibat korupsi pada berbagai proyek, memiliki konsekuensi tersendiri.

Nazar sadar, tindakannya bisa mengancam keselamatan dirinya dan keluarga. Pun soal itu, Nazaruddin menyebut tak memiliki niat untuk menjatuhkan seseorang secara personal.

"Semenjak saya buka kemarin dipikirnya saya ada niat menjatuhkan si a atau b, tidak ada (niat itu). Karena itu memang ada uang yang dipakai ditanya sumbernya dari mana, saya jelaskan," kata Nazaruddin di kantor KPK, Jakarta, Kamis (29/8/2013).

Nazar mengaku memang banyak yang tersinggung dan mengintimidasi atas apa yang dilakukannya. Namun, Suami Neneng Sri Wahyuni itu mengklaim tetap berniat membantu KPK.

"Intinya saya sekarang sudah itikaf, saya akan betul-betul membantu KPK dengan apa adanya," kata terpidana Wisma Atlet SEA Games Palembang itu.

Ia membantah memiliki kepentingan ketika membongkar kasus dugaan korupsi itu. Bahkan, Nazar siap bila ada pihak yang melaporkannya ke polisi.

"Intinya begini, siapa yang keberatan silakan laporkan saya (atas tuduhan) pencemaran nama baik," sindir Nazar.

Berita Rekomendasi

Namun, dia mengingatkan kepada pihak-pihak yang disebutnya diduga terlibat, silakan memberikan klarifikasi jika nanti dipanggil KPK.

"Nanti kalau memang ada terima uang cepat kembalikan ke KPK. Cepat-cepat, mudah-mudahan dimaafkan dari pada bilang, 'saya ini saya itu'," kata Nazar.

Tak lupa ia menyindir ungkapan mantan Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum yang menyatakan kesiapan untuk digantung di Monumen Nasional Jakarta, jika terbukti menerima uang korupsi walau hanya Rp 1.

"Terakhir seperti Anas (bilang) satu rupiah gantung di Monas. Berapa biayanya untuk beli tali?" katanya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas