Mundurnya Mahfud dari Konvensi PD: Kekagetan dan 'Kesalahan Administratif' Komite
Suaedy Marasabesy mengaku kaget pada sikap Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD yang tiba-tiba menolak
Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sekretaris Komite Konvensi Calon Presiden Partai Demokrat, Suaedy Marasabesy mengaku kaget pada sikap Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD yang tiba-tiba menolak ikut Konvensi Capres.
Kekagetan Sekretaris Komisi Pengawas Demokrat ini merujuk pada informasi yang menyebut Mahfud masuk dalam identifikasi dan inventarisasi serta sudah dihubungi oleh Majelis Tinggi. Bahkan komite konvensi secara personal juga melakukan pendekatan untuk bertanya kesediaan Mahfud untuk menjadi calon.
"Pak Jero Wacik sudah bertanya. Proses kepada saudara Mahfud itu sudah dilakukan. Bahkan pelaksana tugas itu adalah Pak Soegeng," jelas dia, kepada wartawan usai rapat bareng Liasion Officer antarkandidat di Wisma Kodel, Kuningan, Jakarta Selatan, Jumat (30/8/2013).
"Saya harus mengatakan saya kaget pada saat beliau datang ke sini dan mengatakan tidak ikut. Karena informasi yang kami terima, beliau bersedia," tuturnya.
Tetapi saat Komite Konvensi bertanya secara formal, bersedia atau tidak dalam proses Pra-konvensi, Mahfud mengatakan tidak bersedia.
"Itu hak politik beliau yang harus kami hormati," katanya dia.
Sebelumnya, Anggota Komite Konvensi Capres Partai Demokrat Effendi Ghazali mengatakan, secara administratif, alasan mundur Prof Mahfud MD adalah benar. Dia mengaku sudah mengirim SMS ke semua anggota komite dan ngotot dalam meeting dan menegaskan kriteria harus dicantumkan dalam surat undangan.
Selain itu, kata Effendi, semua SK Majelis Tinggi harus disertakan dalam surat undangan. Tapi, katanya, anggota lain memutuskan kirim undangan dulu, nanti dalam pertemuan I Komite dengan peserta untuk 'Perkenalan & Penjelasan" baru semua diberikan.
"Saya ini kan hanya 1 dari 17 anggota Komite. Nah, Prof Mahfud hanya datang dan baca surat dia, jadi tidak sempat lihat surat-surat yang akan diberikan dan lain-lain. Jadi, Prof Mahfud MD benar walau isi surat Prof Mahfud MD poin 2 dan 3 persis sama dengan pemikiran saya, sehingga saya mau bantu komite ini sebagai pihak independen," kata Effendi kepada Tribunnews.com, Jumat (30/8/2013).
Dia juga mengaku sudah berulang kali menyampaikan agar Komite mengirim langsung surat ke partai lain, jika ada kader partai lain diundang untuk bertemu Komite.
"Artinya, surat ke parpol dikirim bersamaan dengan surat undangan ke calon peserta. Ini adalah standar etika untuk menginformasikan, dan selanjutnya terserah kebijakan calon peserta dan Parpolnya," papar Effendi.
Tapi, sekali lagi, lanjut Effendi, dia hanya satu dari 17 anggota Komite.
"Saya masih menganggap ini 'kesalahan administratif', belum ada kecurangan. Tapi, setidaknya Komite harus lebih sadar sekarang bahwa apa yang terjadi adalah refleksi public trust terhadap partai dan komite juga," katanya.
Ia menilai, ini merupakan proses ilmiah. Dalam konvensi di negara manapun, calon peserta datang dan berlalu sebelum dan di tengah proses konvensi.
"Ini juga akan terjadi pada Konvensi Demokrat. Pujian dan kritik akan naik turun seiring public trust, itu kata kuncinya," cetus Effendi.