Abraham Samad: Penembakan Bripka Sukardi Bukan Teror untuk KPK
Menurut Abraham, kasus penembakan itu mungkin saja disebabkan hal-hal lain,
Penulis: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Abraham Samad menilai penembakan seorang anggota polisi hingga tewas yang terjadi depan gedung KPK, kawasan Kuningan Jakarta, Selasa (10/9/2013) malam bukan teror buat pimpinan dan penyidik KPK.
"Jadi kita belum ada kesimpulan demikian. Untuk sementara kasus itu yang terjadi penembakan depan gedung KPK adalah accident (insiden)," kata Abraham ketika ditanya pers di gedung DPR Jakarta, Rabu (11/9/2013).
Menurut Abraham, kasus penembakan itu mungkin saja disebabkan hal-hal lain, mungkin soal perseteruan, atau masalah lain.
"Kejadian yang terjadi depan gedung KPK bukan ancaman langsung tapi kita jadikan itu sebagai sesuatu untuk waspadai agar supaya kita bisa lebih waspada terhadap kemungkinan yang bisa terjadi," kata Abraham.
Meskipun ada yang menganggap kasus penembakan itu sebagai teror buat KPK namun Abraham mengaku sama sekali tidak gentar.
"Kasus tersebut tidak membuat seluruh insan KPK sedikit pun gentar sebab kita bergabung di KPK sudah komitmen wakafkan diri kita ke bangsa dan negara," kata Abraham.
Ditegaskan Abraham apapun taruhannya, nyawa sekalipun, demi untuk pemberantasan korupsi di tanah air.
Apakah dengan demikian pimpinan KPK akan minta pengawalan lebih banyak lagi? "(Nyawa) kita serahkan yang di Atas (Tuhan)," kata dia.
Sebelumnya, Anggota DPR RI Nudirman Munir mengaku curiga penembakan provost Bripka Sukardi hingga meninggal depan gedung KPK, kompleks Kuningan Jakarta, Selasa (10/9/2013), malam, adalah teror terhadap penyidik dan pimpinan KPK.
"Ini ancaman, teror, terhadap kepada KPK," kata Nudirman di gedung DPR RI Jakarta, Rabu (11/9/2013).
Menurut Nudirman teror depan gedung KPK itu diduga terkait dengan banyak kasus besar yang ditangani KPK saat ini misalnya kasus SKK Migas, kasus simulator SIM, dan kasus Century.