Kapolda Jawa Timur Harus Atasi Konflik Jember Dengan Baik
Aboebakar Al Habsy meminta Kapolda Jawa Timur untuk mengatasi konflik yang terjadi di Puger Kabupaten Jember
Penulis: Ferdinand Waskita
Editor: Gusti Sawabi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ferdinand Waskita
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota Komisi III DPR Aboebakar Al Habsy meminta Kapolda Jawa Timur untuk mengatasi konflik yang terjadi di Puger Kabupaten Jember. Apalagi, kerusuhan tersebut bukan yang pertama kali.
"Konflik tersebut telah memakan korban, satu orang meninggal dunia. Bila memang diperlukan Polda Jatim dapat penurunan BKO Brimob ke daerah Puger, karena pada aksi kemarin barikade kawat berduri polisi masih bisa dibobol massa, seharusnya tidak boleh terjadi," kata Aboe di Jakarta, Jumat (13/9/2013).
Kejadian tersebut, kata Aboebakar, menunjukkan kurang siapnya antisipasi petugas, sehingga blokade jalan masih bisa ditembus. Padahal sebelumnya aparat sudah memiliki kekhawatiran bila terjadi bentrok massa, maka seharusnya ada tindakan preventif dan preemtif secara baik.
Politisi PKS itu mencatat konflik serupa pernah terjadi pada bulan Januari tahun ini dan Agustus tahun lalu. "Fakta ini menunjukkan bahwa konflik sosial belum dapat diselesaikan dengan baik," ujarnya.
Akibatnya, kata Aboebakar, terjadi kembali kericuhan serta konflik yang dapat menjadi bahaya laten yang dapat meledak sewaktu-waktu ketika ada pemicu.
"Perlu ada peran aktif dari pemda setempat beserta tokoh masyarakat untuk melakukan rekonsiliasi agar bisa meredam konflik. Disisi lain perlu kesiagaan polisi dalam mencegah konflik dan melakukan penegakan hukum, agar peristiwa serupa tidak terulang kembali," ungkapnya.
Diketahui, kepolisian masih menyelidiki kematian Eko Mardi (45), warga yang ditemukan tewas setelah kerusuhan di Desa Puger Kulon, Kecamatan Puger, Jember, Jawa Timur, Rabu (11/9/2013). Penyelidikan akan dilakukan seiring dengan penanganan kerusuhan tersebut. Diberitakan sebelumnya, satu orang ditemukan tewas menyusul kerusuhan di Desa Puger Kulon, Kecamatan Puger, Kabupaten Jember, Jawa Timur, Rabu. Selain korban tewas, dua orang juga luka parah dan masih dirawat di puskesmas.
Informasi yang dihimpun Kompas.com, bentrokan berawal dari perayaan karnaval untuk memperingati 17 Agustus oleh simpatisan Ponpes Darus Sholihin pimpinan Habib Ali di Desa Puger Kulon. Saat ponpes dalam keadaan sepi ditinggal karnaval, tiba-tiba sekelompok massa lain yang menentang karnaval menyerang ponpes dan merusak sejumlah fasilitas.