Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

PDIP: Pernyataan Wapres Soal Kedelai Pertegas Agenda Liberalisasi Pangan

Wasekjen PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto, menyayangkan pernyataan Wakil Presiden RI Boediono

Penulis: Bahri Kurniawan
Editor: Gusti Sawabi
zoom-in PDIP: Pernyataan Wapres Soal Kedelai Pertegas Agenda Liberalisasi Pangan
Yogi Gustaman/Tribunnews.com
Wasekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto 

Tribunnews.com, Jakarta - Wasekjen  PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto, menyayangkan pernyataan Wakil Presiden RI Boediono yang menyebut siapapun boleh melakukan impor kedelai.

Hasto menilai, pernyataan tersebut semakin mempertegas agenda pemerintahan SBY untuk lebih memilih melakukan liberalisasi di sektor pangan. Ia menyebut, dengan menurunkan bea masuk atas produk pangan impor sebesar 0 persen dan membebaskan hambatan import, serta membebaskan siapapun untuk impor kedelai adalah bukti nyata keberpihakan pemerintah pada mekanisme pasar.

"Pemerintah tidak lagi berdaulat sehingga mudah didikte oleh kartel kedelai. Kebiijakan tersebut nyata-nyata merupakan dis-insentif bagi petani untuk berproduksi," ujar Hasto, Jumat (20/9/2013).

Ia menuturkan, di Jawa Tengah pada akhir bulan September hingga awal Oktober petani akan panen kedelai dan dipastikan dengan membanjirnya kedelai impor, tidak ada lagi keberpihakan pemerintah kepada petaninya sendiri.

Ketergantungan Indonesia pada produk pangan impor, yang dibuktikan dengan ketidakmampuan pemerintah mengendalikan harga pangan, seharusnya menjadi pemicu untuk merombak politik pangan pemerintah.

"Ketika pemerintah sudah tidak peduli lagi pada peningkatan daya produksi petani, dan selalu membuka kran impor lebar-lebar, maka secara sosiologis, pemerintah sdh kehilangan legitimasinya," tukasnya.

Menurut Hasto, petani seluruh Indonesia yang telah menjadi korban kebijakan yang salah sudah saatnya mengorganisir diri dan melakukan gugatan secara kolektif atas kebijakan pemerintah yang menyengsarakan petani tersebut.

Hasto menyebut, pada saat APEC berlangsung di Bali nanti, para perwakilan petani bisa bersatu untuk mendesak pada komunitas internasional, termasuk presiden SBY untuk tidak lagi melanjutkan liberalisasi di sektor pertanian. Pertumbuhan Pabrik Gula Rafinasi yang menyengsarakan petani tebu mencapai puncaknya pada pemerintah saat ini.

Berita Rekomendasi

"Dengan demikian setelah berbagai upaya dilakukan oleh petani, ternyata tidak didengar, maka petani bisa menggunakan momentum APEC tsb untuk ramai-ramai datang ke Bali," tandasnya.

Tags:
Sumber: TribunJakarta
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas