Akhir dari Drama Ruhut Sitompul
Ruhut Sitompul, seorang pengacara.Namanya lebih terkenal dengan sapaan Poltak
Editor: Rachmat Hidayat
TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA- Ruhut Sitompul, seorang pengacara. Namun namanya lebih terkenal dengan sapaan Poltak berkat satu sinetron.
Belakangan, dia sungguh sering muncul dalam pemberitaan lewat komentar tajam baik terkait mantan Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum, Susilo Bambang Yudhoyono, maupun kontroversi penolakannya sebagai calon Ketua Komisi III DPR RI yang membidangi masalah hukum.
Dan drama proses pencalonan Ruhut mengalami titik klimaks, Senin (7/10). Komisi III menetapkan Ketua Komisi dalam rapat pleno yang dipimpin Wakil ketua DPR Priyo Budi Santoso.
Ruhut datang ditemani Diana Lovita, istrinya yang dinikahi tahun 2008. Awalnya, Diana menunggu di ruang sekretariat Komisi III DPR.
Sementara Ruhut yang mengenakan batik warna cokelat duduk di tempat favoritnya sebelah Ketua Kelopok Fraksi (Kapoksi) Demokrat Eddy Ramli Sitanggang. Raut wajahnya tegang.
Priyo membuka rapat dengan membicarakan penangkapan Ketua MK Akil Mochtar. Ia mengingatkan Akil merupakan produk dari keputusan Komisi III DPR.
"Demikian pula dengan KPK, yang memilih semuanya menyorot kepada ruangan ini. Sebentar lagi pimpinan DPR juga menerima permintaan presiden untuk persetujuan mengenai Kapolri diajukan satu nama, Sutarman," kata Priyo yang didampingi Ketua Komisi III Gede Pasek Suardika.
Priyo, politisi Partai Golkar, mengingatkan pentingnya tugas Komisi III. Apalagi presiden berencana mengeluarkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang (Perppu) mengenai MK pascapenangkapan Ketua MK Akil Mochtar.
"Kalau sampai di meja kami kemungkinan kami memberikan kewenangan Baleg dan dibebankan ke komisi III DPR," tuturnya.
Priyo meminta anggota Komisi III mematuhi tata tertib yang berlaku di mana Ketua Komisi III merupakan hak Fraksi Demokrat.
"Jangan diubah meskipun aturan itu memungkinkan," tutur Priyo sembari menyebut telah dihubungi petinggi-petinggi Partai Demokrat dari pimpinan Fraksi Demokrat hingga Ketua Harian DPP Demokrat Syarief Hassan. Hasilnya, Demokrat masih mengajukan Ruhut Stiompul sebagai calon tunggal.
Priyo belum menyelesaikan pembicaraannya. Ia ingin mengetuk palu untuk persetujuan. Namun, hujan interupsi dari anggota Komisi III DPR langsung berdatangan. Anggota Komisi III DPR asal Gerindra Desmon J Mahesa menyarankan pimpinan rapat meminta pendapat dari fraksi-fraksi.
Anggota Komisi III DPR dari Fraksi Golkar Bambang Soesatyo meminta pemilihan Ketua Komisi berdasarkan perolehan suara terbanyak (voting) per anggota komisi. Sedangkan Nasir Djamil dari Fraksi PKS meminta penjelasan Priyo mengapa undangan rapat langsung dengan agenda penetapan Ketua Komisi III, bukan pemilihan.
Saat itu Ruhut hanya mengamati interupsi teman-temannya. Dalam hujan interupsi, hanya Fraksi PDIP yang tidak bersuara. Partai oposisi itu tidak mempersoalkan calon yang diajukan Demokrat.