Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Wawan Disinyalir Berperan Penting dalam Dinasti Politik Ratu Atut

Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah, Saleh Partaonan Daulay, mengatakan tertangkapnya Tubagus Chaery

Penulis: Hasanudin Aco
Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Wawan Disinyalir Berperan Penting dalam Dinasti Politik Ratu Atut
WARTAKOTA/Henry Lopulalan
Pengusaha Tubagus Chaeri Wardana alias Wawan ditahan Komisi Pemberantasan Korupsi usai menjalani pemeriksaan di Gedung KPK, Jakarta, Kamis (3/10/2013). Wawan yang telah ditetapkan KPK sebagai tersangka bersama Ketua MK Akil Mochtar, diduga terlibat dalam suap pengurusan sengketa pilkada Banten. (WARTAKOTA/ Henry Lopulalan) 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah, Saleh Partaonan Daulay, mengatakan tertangkapnya Tubagus Chaeri Wardana alias Wawan, adik Gubernur Banten Ratut Atut Chosiyah, oleh KPK merupakan momentum keruntuhan dinasti politik keluarga Atut di Banten.

"Walau sebelumnya keberadaan dinasti politik itu sudah banyak dikritik, namun gerakan penolakan yang muncul masih bersifat parsial dan tidak terorganisir secara baik," kata Saleh dalam keterangannya, Selasa (8/10/2013).

Selain itu, menurut Saleh, kehadiran dinasti tersebut berlindung di bawah instrumen demokrasi. "Meski banyak yang tidak setuju, namun karena diperoleh berdasarkan aturan demokrasi, mereka yang tidak setuju tidak bisa berbuat apa-apa,' kata Saleh.

Dengan tertangkapnya Tubagus (Wawan), Saleh mengatakan keberadaan dinasti politik keluarga Atut atau Dinasti Banten menjadi terbuka secara luas."Mereka yang tadinya hanya berani bisik-bisik, sekarang sudah berani bicara lantang di media," kata dia.

Dengan begitu, lanjut Saleh, kesadaran masyarakat atas adanya penyimpangan politik di Banten menjadi terbangun.

"Selama ini, Wawan itu dikenal sebagai orang yang paling berperan di dalam dinasti politik keluarga Atut. Dia lebih tepat disebut sebagai operator lapangan. Selain berperan untuk memperluas dinastinya melalui pilkada-pilkada, dia juga dikenal sebagai orang yang memonopoli proyek-proyek pembangunan pemerintah yang ada di bawah kendali dinasti keluarganya," kata Saleh.

Apapun ceritanya, menurut Saleh, dinasti-dinasti politik di Indonesia dibangun secara tidak fair."Adalah fakta bahwa dinasti politik itu bisa dibangun hanya dengan memanfaatkan kekuatan politik yang ada sebelumnya," kata dia.

Berita Rekomendasi

Dalam hal ini, menurut Saleh, Atut sebagai Gubernur Banten dianggap sebagai payung dan sandaran utama mereka dalam memperluas kekuasaan di Banten. Terbukti, setelah Atut menjadi pelaksana Gubernur Banten waktu itu, barulah dinasti itu perlahan bisa dibangun hingga menggurita seperti sekarang.

"Kalau Atut tidak menjabat gubernur, rasanya tidak mungkin dia memposisikan keluarganya pada jabatan-jabatan penting dan strategis di Banten. Itu saja sudah menjadi bukti adanya unfairness dalam dinasti politik keluarganya," kata dia. (Aco)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas