Mempertanyakan Manfaat APEC untuk Kepentingan Nasional
Sebagai tuan rumah, Indonesia mempunyai peluang besar untuk memanfaatkan forum penting tersebut
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pertemuan puncak negara-negara Asia-Pasifik yang tergabung dalam KTT APEC 2013 sudah berakhir. Sebagai tuan rumah, Indonesia mempunyai peluang besar untuk memanfaatkan forum penting tersebut.
Disinilah tempat para diplomat untuk melakukan lobi-lobi tingkat tinggi, guna memuluskan target-target kepentingan nasional dalam berbagai bidang dengan negara lain.
Namun, menurut Pengamat Media Massa, Ananda Rasti mengatakan, media massa pada umumnya hanya mampu memberitakan even internasional yang penting ini dari sisi penyelenggaraannya, termasuk aktivitas beberapa kepala negara, termasuk Presiden
SBY dan secara khusus ketidakhadiran Presiden Obama dari AS.
“Penyelenggaraan konferensi di pulau Bali sebagai sebuah Pulau untuk berekreasi, relaksasi dan beristirahat juga seolah-olah mengesankan peristiwa yang akan terjadi adalah sebuah pesta internasional, bukan sebuah peristiwa politik yang bertujuan memecahkan masalah ekonomi dunia,” ujar Ananda dalam pernyatannya, Selasa(8/10/2013) malam.
Menurut Rasti, sebagai dampaknya, masyarakat condong melihat sebagai peristiwa yang tidak populis dan sebuah LSM FITRA menganggap APEC 2013 di Bali yang menelan biaya Rp 350 Miliar adalah sebuah pemborosan.
“Sejauh pengamatan tidak ada publikasi khusus dari pemerintah dalam media massa yang menguraikan secara riil keuntungan konferensi APEC bagi kepentingan
nasional,”ujarnya.
Sementara itu, Pengamat Komunikasi Massa, Titi Viorika mengatakan, berita-berita mengenai APEC pada umumnya hanya bersifat umum, tidak secara jelas ada
elaborasi manfaat yang sudah dapat digambarkan, khususnya terhadap rakyat dari banyak negara termasuk Indonesia.
“Pidato Presiden SBY pun tanpa elaborasi keberhasilan kerjasama APEC, terasa sekedar retorika dan pidato basa-basi menyambut peristiwa yang dihadiri 21 kepala negara tersebut,”ujar Titi.