Suhardi: Naik Ojek Dikira Bukan Ketua Umum Partai Gerindra
Gaya dan penampilan Ketua Umum Partai Gerindra Prof Suhardi memang berbeda dengan ketua umum partai politik pada umumnya.
Penulis: Hasanudin Aco
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Gaya dan penampilan Ketua Umum Partai Gerindra Prof Suhardi memang berbeda dengan ketua umum partai politik (Parpol) pada umumnya.
Sebagai seorang akademisi dan guru besar, Suhardi berbeda dengan pimpinan parpol lainnya. Perbedaan itu misalnya dalam hal pengawalan dan sambutan hura-hura dari para kader.
"Saya dari dulu begini tidak berubah. Tetap sederhana," kata Suhardi usai menghadiri seminar tentang Perdagangan Orang di gedung DPR RI Jakarta, Kamis (17/10/2013).
Berbeda dengan ketua umum partai politik lainnya Suhardi nyaris tanpa pemberitaan di media massa.
Bisa dihitung jari Suhardi muncul di media massa. Karena itu tidak heran jika Suhardi adalah ketua umum parpol yang tidak begitu banyak dikenal publik.
"Saya kalau ke daerah itu yah naik sepeda ke kampung-kampung. Kalau jauh sedikit yah naik ojek, makan di warung. Ngobrol-ngobrol dengan masyarakat. Mereka tidak tahu saya ketua parpol karena saya juga jarang perkenalkan diri," kata Suhardi.
Menurut bekas Dekas Fakultas Kehutanan UGM ini dia sengaja tidak memperkenalkan diri sebagai ketua umum partai Gerindra biar enak dan lepas bicaranya dengan masyarakat.
"Saya kalau ke daerah mana saja jarang beritahu pengurus partai di daerah. Datang sendiri tidak pakai protokoler jadi bisa irit biaya," kata Suhardi.
Menurut Suhardi jika menemui rakyat tanpa protokoler dan pengawalan ajudan maka dirinya bisa berjam-jam ngobrol dengan warga masyarakat.
"Saya ketemu langsung apa yang dirasakan rakyat dan mereka tahu seperti apa program Gerindra. Kadang ada juga ketemu pengurus daerah Gerindra di warung-warung dan mereka kaget kok ada ketum disini," kata Suhardi.
Menurut Suhardi dari obrolan dengan masyarakat di berbagai daerah membuat dirinya yakin dan percaya bahwa sosok Prabowo Subianto dikenal luas masyarakat Indonesia.
"Kita optimis juga perolehan suara partai bisa minimal 30 persen," kata Suhardi.