Dua Alasan Tak Logis Soal Penculikan Mantan Ketua Umum Demokrat Menurut BIN
Badan Intelijen Negara memaparkan dua alasan tak logis soal isu penculikan terhadap mantan Ketua Umum Partai Demokrat.
Penulis: Abdul Qodir
Editor: Agung Budi Santoso
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Abdul Qodir
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepala Badan Intelejen Negara (BIN), Marciano Norman, membantah keras anak buahnya menjemput ataupun menculik mantan Ketua Umum Partai Demokrat, Subur Budhisantoso pada Jumat (18/10/2013).
Marciano menegaskan, pihaknya punya dua alasan sehingga membantah kabar bohong tersebut, yakni BIN tidak punya kepentingan dan tidak ada agenda pertemuan Kepala BIN dan Subur di kantor BIN.
Demikian disampaikan Marciano dalam jumpa pers di markas BIN, Kalibata, Jakarta Selatan, Sabtu (19/10/2013) malam.
Marciano menjelaskan, alasan pertama, bahwa BIN tidak ada kepentingan untuk menjemput paksa kepada Subur karena memang tidak ada masalah yang mengharuskan untuk memeriksanya.
"(Alasan) kedua, Subur tentunya tokoh yang cukup dikenal. Saya pribadi sangat menghormati beliau. Dan pada Jumat itu, tidak ada diagendakan di acaranya Kepala Badan Intelejen Negara untuk menerima Prof Subur Budhisantoso," kata Marciano.
Dalam diskusi Perhimpunan Pergerakan Indonesia (PPI) dengan tema 'Dinasti Versus Meritokrasi Politik' yang digelar di kediaman mantan Ketua Umum PD Anas Urbaningrum, Duren Sawit, Jakarta Timur, Jumat (18/10/2013), dijadwalkan Anas Urbaningrum, Chusnul Mariyah, dan Prof Subur Budisantoso, menjadi pembicara. Namun, saat itu Subur tidak hadir.
Diduga mantan Wakil Direktur Eksekutif Partai Demokrat, Muhammad Rahmad, sebagai pelaku penyebar kabar bohong tentang penjemputan ataupun penculikan anggota BIN terhadap mantan Ketum Partai Demokrat Subur Budhisantoso ini.
Sebab, dalam diskusi, Rahmad selaku moderator menyampaikan, bahwa Subur Budhisantoso yang sedianya menjadi pembicara tidak hadir karena dijemput oleh pihak BIN.