Psikolog Politik UI: SBY Lelah dan Panik
Hamdi Muluk melihat Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) lelah dan panik karena kontrol politiknya mulai berkurang
Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Psikolog politik dari Universitas Indonesia (UI), Hamdi Muluk melihat Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) lelah dan panik karena kontrol politiknya mulai berkurang menjelang akhir pemerintahannya.
Alhasil, kata Hamdi, sikap SBY belakangan ke publik, tampak lebih reaktif dan emosional menanggapi sejumlah isu yang berkembang.
"Kelihatannya lelah dan mungkin pada beberapa titik tertentu agak panik," ungkap Guru besar Fakultas Psikologi Universitas Indonesia ini kepada Tribunnews.com, Selasa (29/10/2013).
Selain itu, sikap SBY yang marah-marah di depan publik, juga disebabkan rongrongan dari internal-perpecahan internal di Partai Demokrat yang dipimpinnya. Kondisi itu, sirat Hamdi dibayangi oleh sikap teman-teman partai di koalisi yang sepertinya dinilai sibuk memikirkan diri masing-masing jelang Pemilu 2014 mendatang.
Hamdi menyebut, atas hal itu, SBY tak lagi mendapat dukungan kerja saat berada di kabinet.
"SBY merasa dia akan dibayang-bayangi oleh kemungkinan mendapat "nama buruk" di akhir pemerintahaannya yang tinggal setahun. Dan ini akan sangat merusak citra pribadinya. Padahal kita semua tahu, bagi SBY, kesempurnaan citra pribadi itu segala-galanya," tuturnya.
Lebih lanjut menurutnya sikap reaktif dan cenderung emosional SBY akhir-akhir ini juga merupakan akumulasi kelelahan fisik dan mental. Karena, seharusnya di akhir jabatannya berakhir mengesankan, tapi justru penilaian publik berdasarkan hasil survei-survei sebaliknya dinilai negatif dan menuai kritik terhadap pemerintahan SBY.
"Saya kira mungkin ini sebagai akumulasi kelelahan fisik dan mental. Ya, karena diakhir jabatannya yang seharusnya mengesankan, tapi justru penilaian publik dan komemn-komen dan kritik orang terhadap pemerintah SBY justru penilaiannya makin negatif," ungkap dia.
Menurutnya, hal ini tentu berpengaruh terhadap kondisi psikologis SBY. "Mungkin dia (SBY-red) merasa 'tertekan' juga," ucapnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.