Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pemutusan Hubungan Diplomatik Agak Ekstrim

Teuku Faizasyah,mengatakan pemutusan hubungan diplomatik dengan Amerika Serikat dan Australia masih jauh.

Penulis: Eri Komar Sinaga
Editor: Johnson Simanjuntak
zoom-in Pemutusan Hubungan Diplomatik Agak Ekstrim
TRIBUN JABAR /GANI KURNIAWAN
Seorang demonstan mengenakan topeng bergambar Presiden Amerika Serikat Barack Obama bertanduk saat melakukan unjuk rasa di depan Gedung DPRD Provinsi Jawa Barat, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Jumat (8/11/2013). Dalam aksinya, massa dari Gerakan Mahasiswa Pembebasan Jawa Barat itu menuntut Pemerintah Indonesia untuk mecabut izin pembangunan gedung Kedubes AS dan menutup Kedubes AS terkait penyadapan alat komunikasi elektronik di Indonesia oleh Amerika Serikat. TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Teuku Faizasyah, Staf Khusus Presiden Bidang Luar Negeri, mengatakan pemutusan hubungan diplomatik dengan Amerika Serikat dan Australia masih jauh. Hal tersebut karena pemerintah sendiri sudah memanggil duta besar kedua negara tersebut.

"Terlalu jauh. Yang disebutkan presiden kita harus terukur yaitu langkah yang jelas. Pemanggilan duta besar adalah wujud ekspresi serius. Kalau suatu negara sudah dipanggil duta besarnya menyampaikan ketidaksenangan, dalam adab tata hubungan antarnegara adalah ekspresi yang sangat jelas," ujar Teuku di Warung Daun Cikini, Jakarta, Sabtu (9/11/2013).

Menurut Teuku, terukur dan sikap tegas adalah sikap berbeda. Memutuskan hubungan diplomatik adalah tindakan yang agak ekstrim. Era sudah berubah. Kini, yang harus diperhatikan adalah pragmatisme.

"Kita tak hanya bicara soal realisme politik atau idealisme tapi juga mencari pragmatisme dalam hubunhan hal-hal apa yang jadi kebaikan dalam jangka panjang," kata Teuku.

Bersikap pragmatisme, kata dia, adalah mengukur diri sendiri, apa yang dimiliki, dan kekurangan apa yang perlu ditingkatkan dalam kerja sama.

Terkait penyadapan tersebut, Teuku mengaku belum mendapat laporan dari Badan Intelijen Negara mengenai kerugian yang diderita Indonesia.

Berita Rekomendasi
Sumber: TribunJakarta
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas