Ical: Australia Harus Minta Maaf Soal Penyadapan
Menurut Aburizal Bakrie, penyadapan Australia adalah kasus serius.
Penulis: Ferdinand Waskita
Editor: Gusti Sawabi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ferdinand Waskita
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Umum Aburizal Bakrie ikut angkat bicara mengenai kasus penyadapan yang dilakukan Australia terhadap Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan sejumlah pejabat negara. Pernyataan Ical disampaikan dalam pidato pembukaan Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) V Partai Golkar di Hotel JS Luwansa, Jakarta, Jumat (22/11/2013).
"Isu penting mengenai nasionalisme Indonesia dan penyadapan dari negara tetangga Australia," kata Ical.
Menurut Ical, penyadapan Australia adalah kasus serius. Sebab negara Kangguru itu menyadap sejumlah tokoh-tokoh penting di Indonesia.
"Yang disadap tidak main-main Presiden hingga tokoh pemerintahan," ujarnya.
Ical menegaskan prinsip Golkar dalam menanggapi kasus itu yakni Indonesia yang berdaulat namun bersahabat. Ia mengatakan sebagai sahabat yang baik, Australia harus meminta maaf dan menyadari kesalahannya.
"Sebagai bangsa yang besar Indonesia membuka pintu maaf," katanya.
Dengan minta maaf, kata Ical, maka Australia bisa berhubungan lebih baik lagi dengan Indonesia. "Kita bersahabat tapi kita sanggup tegas dengan prinsip terhormat. Kita membuka diri dunia luar, tapi harus membela kemajuan bangsa," tuturnya.