DPR Ingat Kecintaan Nelson Mandela pada Batik Indonesia
Nurhayati Ali Assegaf ikut berbelasungkawa atas wafatnya mantan Presiden Afrika Selatan, Nelson Mandela
Penulis: Ferdinand Waskita
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota Komisi I DPR, Nurhayati Ali Assegaf ikut berbelasungkawa atas wafatnya mantan Presiden Afrika Selatan, Nelson Mandela. Politisi Demokrat itu mengaku sangat mengagumi tokoh anti apartheid itu.
"Karena sosok ini orang yang pemaaf. Bayangkan dipenjara 27 tahun, keluar menjadi pemimpin dan memaafkan lalu rekonsiliasi," kata Nurhayati di Gedung DPR, Jakarta, Jumat (6/12/2013).
Nurhayati juga mengungkapkan kecintaan Nelson Mandela terhadap batik Indonesia. Menurut Politisi Demokrat itu, Mandela merupakan orang yang menghargai sejarah.
Hal serupa juga disampaikan Anggota Komisi I lainnya Susaningtyas Kertopati. Perempuan yang akrab dipanggil Nuning itu mengapresiasi kecintaan Nelson terhadap batik Indonesia.
"Saya pun pecinta batik. Batik jangan dilihat dari sudut materi, tapi batik adalah karya anak manusia yang adiluhung. Ada entitas sampai jadi barang jadi yang mendukungnya, pembatik dan keluarga mereka," ungkapnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, pejuang anti apartheid itu meninggal dunia pada usia 95 tahun. Jacob Zuma, Presiden Afrika Selatan, mengumumkan lewat televisi bahwa Mandela meninggal dengan damai di rumahnya di Kota Johannesburg, Afrika Selatan.
“Ia dalam keadaan damai sekarang. Negara kita telah kehilangan anaknya yang paling hebat. Rakyat kita kehilangan seorang ayah. Meskipun kita tahu hari ini akan tiba, tak ada yang meredakan rasa kehilangan kami,” ucapnya.
Zuma memerintahkan agar pada hari itu bendera dikibarkan setengah tiang.
Berbagai pujian telah dilontarkan pemimpin dunia terhadap tokoh ini. Perdana Menteri Tony Abbott menyebut Mandela “Orang yang benar-benar hebat, mulia melalui penderitaan.”
Mandela terpilih menjadi presiden Afrika Selatan pertama yang berkulit hitam pada 1994. Ia dikenal sebagai simbol perlawanan sistem pemisahan ras di negara tersebut, yang dikenal sebagai apartheid.
Ia pernah dipenjarakan selama 27 tahun karena melawan rezim pemisahan ras.