Mandela Negarawan yang Bisa Menyisihkan Kepentingan Dirinya
Ketua Umum PDI-Perjuangan ini melihat apa yang Mandela lakukan sejalan dengan Trisakti Bung Karno.
Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Puteri Proklamator dan Presiden Pertama Indonesia, Megawati Soekarnoputri mengenang tokoh dunia yang sangat inspiratif, yakni Nelson Mandela, yang wafat hari ini.
Ketua Umum PDI-Perjuangan ini melihat apa yang Mandela lakukan sejalan dengan Trisakti Bung Karno.
Diuraikan Ibunda Ketua Fraksi PDI-Perjuangan, Puan Maharani ini, bahwa Mandela adalah seorang palawan yang memperjuangkan perubahan besar tanpa kekerasan. Kesabaran dalam menempuh jalan pandang dan keyakinannya atas jalan non kekerasan yang dilaluinya memberi inspirasi bahwa kesabaran dalam perjuangan menuju perubahan perlu dimiliki oleh setiap pejuang kebebasan.
Mandela juga, menurut Mantan Presiden Kelima RI ini, adalah seorang Negarawan yang bisa menyisihkan kepentingan dirinya dan keluarganya, melepaskan seluruh keinginananya untuk berkuasa sehingga bisa mewariskan transisi kepemimpinan nasional di Afrika Selatan secara damai.
"Mandela adalah inspirasi bagi kita bersama bagaimana seharusnya pemimpin itu bertindak dan bangun negara modern harus diletakkan," tegas Megawati dalam keterangan tertulisnya kepada Tribunnews.com, Sabtu (7/12/2013).
Dia tegaskan, pemimpin dalam negara modern seharusnya "buta warna" tidak melihat asal usul warga negara. Semua dipandang setara didepan konstitusi.
Selain itu, Mandela adalah juga seorang pemimpin yang menunjukkan karakter dan kepribadian bangsanya.
"Ini mengingatkan pada gagasan tentang kehendak membangun kepribadian Indonesia. Semua rakyat mencintainya karena Mandela menjadi bagian dari kepribadian Afrika Selatan. Kita juga kehilangan tokoh besar ini, karena apa yang beliau lakukan sejalan dengan Trisakti Bung Karno," tuturnya.
Lebih lanjut menurut Megawati, bahwa Mandela bukan hanya Bapak Bangsa untuk rakyat Afrika Selatan. Tapi menginspirasi dunia, Mandela mengajak manusia menemukan dua hal dalam kemanusiaannya. Yakni, penghormatan atas Hak-Hak dasar Manusia" dan "Sikap Memaafkan".
Lebih lanjut Ibunda Ketua Fraksi PDI-Perjuangan, Puan Maharani ini katakan, apa yang diperjuangkan Nelson Mandela mengingatkan dirinya pada apa yg juga diperjuangkan oleh Bung Karno, tentang peri kebangsaan dan peri kemanusiaan berjalan sejalan.
"Itu artinya, kecintaan Nelson Mandela atas bangsanya adalah kongruen Nelson pada kemanusiaan. Dan bagi Beliau, Perjuangan itu bukan hanya Afrika selatan tapi selalu memperjuangkanpada berbagai belahan dunia. Inilah kesamaan Mandela dengan Bung Karno," kenang Megawati.
Menurut Megawati, Mandela erat kaitannya dengan Bung Karno, karena sejak muda Mandela mengidolakan Bung Karno. Di tahun 1960 menurut catatan sejarah, Mandela menggunakan pidato-pidato Bung Karno sebagai alat perjuangannya, Mandela menjadikan Konferensi Asia-Afrika 1955 sebagai titik nol pembebasan bangsa-bangsa di Afrika.
"Mandela mengakui bahwa Indonesia mendapatkan tempat khusus dihatinya, karena figur Bung Karno. Dari Indonesia-lah Mandela membangun sebuah imajinasi politik bahwa "Bangsa yang bebas, pertama-tama harus berdaulat," jelasnya.
Selain itu kata Megawati, Mandela juga memberikan pelajaran soal memaafkan dan tidak harus melupakan. Apa yang dilakukan oleh rezim apartheid memang tidak harus dilupakan tapi Mandela mempunyai keberanian untuk memaafkan "lawan atau musuhnya" itulah dasar perdamaian yang fundamental dalam keadilan transisional.
"Mandela selalu mengajak melihat masa depan dengan belajar dari masa lalu, Manusia itu berubah, jaman itu berubah tapi kebajikan manusiawi tidak akan berubah ia abadi sifatnya," ucapnya.