MPR Dukung Pemutaran Film Soekarno
Ketua MPR Sidharto Danusubroto mendukung pemutaran Film Soekarno di bioskop.
Penulis: Ferdinand Waskita
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua MPR Sidharto Danusubroto mendukung pemutaran Film Soekarno di bioskop. Ia menyesalkan bila film tersebut dihentikan pemutarannya.
"Itu film bagus, anak muda harus melihat itu. Ini film sejarah, kalau distop dari peredaran saya sangat sesalkan," kata Sidharto di Gedung DPR/MPR, Jakarta, Jumat (13/12/2013).
Sidharto mengatakan generasi muda harus melihat perjuangan para pahlawan kemerdekaan. Selain itu, anak muda harus menangkap idealisme founding fathers. "Itu orang-orang cerdas, anak muda harus melihat itu," imbuhnya.
Mengenai pemilihan Ario Bayu sebagai pemeran, Sidharto melihat performarnya cukup baik. Meskipun tidak mirip dengan Soekarno.
"Soekarno lebih handsome, sulit mencari orang seperti dia, dia komplit," tuturnya.
Hal senada juga disampaikan Wakil Ketua MPR Melani Leimena Suharli. "Saya belum nonton, saya paling senang kalau misalnya semua tokoh-tokoh nasional, apalagi founding father dibuat sesuatu yang bagus untk ditinton akan muda," kata Melani.
Namun, Melani menyarankan agar mengundang seluruh keluarga Soekarno untuk menghindari polemik.
"Yang penting tokoh-tokoh nasional difilmkan kami sangat mendukuung sekali. Apalagi 4 pilar mendukung ini termasuk film budaya," katanya.
Sebelumnya, Rachmawati Soekarnoputri, melalui pengacaranya, Ramdan Alamsyah, melayangkan gugatan perdata ke Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Pusat bernomor perkara 499/Pdt.G/2013/PN Jakpus terhadap Raam Punjabi dan Hanung, Jumat siang.
Selain melarang penayangan di seluruh bioskop Indonesia dan mempromosikan film yang didanai Rp 25 miliar itu, Rachmawati juga meminta kerugian immaterial sebesar Rp 100 miliar pada Multivision Pictures.
Setelah menyelesaikan 'scoring' film di Rusia, film 'Soekarno: Indonesia Merdeka' yang dibintangi Ario Bayu, Lukman Sardi, Tika Bravani dan Maudy Koesnadi itu siap ditayangkan di seluruh bioskop Indonesia mulai 11 Desember 2013.