Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pemerintah Semakin Lambat Tangani Kasus TKI Wilfrida

Barisan Muda Peduli TKI menilai pemerintah kian lamban dalam menangani kasus Wilfrida,

Penulis: Theresia Felisiani
Editor: Budi Prasetyo
zoom-in Pemerintah Semakin Lambat Tangani Kasus TKI Wilfrida
Leonard A.L Cahyoputra/Warta Kota
Anggota Komisi IX DPR RI Rieke Diah Pitaloka memeluk Ibu Wilfrida, Maria Kolo yang menangis. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Theresia Felisiani

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Barisan Muda Peduli TKI menilai pemerintah kian lamban dalam menangani kasus Wilfrida, TKW asal Atambua NTT yang terancam hukuman mati di Malaysia dan saat ini masih dalam tahap persidangan.

Dafa, kordinator aksi, Barisan Muda Peduli TKI menilai sewaktu awalnya kasus Wilfrida mencuat isu terus bergulir dan mendapat perhatian banyak pihak. Namun lama-kelamaan kasus kian tenggelam.

"Awalnya serius, banyak petinggi dan tokoh datang serta berikan bantuan dan dukungan ke Wilfrida. Tapi belakangan sepertinya lamban dan melempem. Pemerintah seperti tidak serius," tutur Dafa saat aksi unras di depan Kedubes Malaysia, di Jl HR Rasuna Sahid, Kuningan, Jakarta Selatan, Minggu (29/12/2013).

Menurut Dafa masyarakat Indonesia harus membangun jiwa nasionalisme dalam memandang kasus Wilfrida. Kemudian perlu juga ada orang yang sukarela untuk bisa menyelesaikan kasus tersebut.

Pasalnya selama ini dikatakan Dafa, kasus-kasus TKI di luar negeri banyak yang tidak jelas nasibnya. Sehingga Dafa berharap segala cara bisa dihalalkan Pemerintah Indonesia untuk membebaskan Wilfrida.

Berita Rekomendasi

"Pimpinan dan petinggi negara jangan hanya duduk manis dan diam. Kami harap mereka turun dan melakukan audensi pada kasus ini," kata Dafa.

Seperti telah diberitakan sebelumnya, Barisan Muda Peduli TKI melakukan aksi simpatik di depan Kedubes Malaysia di Jl HR Rasuna Sahid, Kuningan, Jakarta Selatan, Minggu (29/12/2013).

Aksi yang dilakukan oleh kurang dari 10 orang massa ini merupakan bentuk kepedulian dan dukungan pada Wilfrida, TKW asal Atambua NTT yang terancam hukuman mati di Malaysia.

"Memang saat ini masanya hanya sedikit. Tapi saya jamin 1000 persen, massa ini bukan massa bayaran. Ini memang murni perjuangan kami untuk kasus Wilfrida," tegas kordinator aksi, Dafa, Minggu (29/12/2013) di depan Kedubes Malaysia.

Dafa mengatakan usai melakukan aksi ini, pihaknya akan memantau kinerja pemerintah terutama keseriusan pemerintah menangani kasus Wilfrida.

Nantinya apabila ia melihat ada ketidakseriusan, Dafa mengaku pihaknya akan menurunkan massa yang lebih besar lagi agar masalah Wilfrida kembali menjadi perhatian publik.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas