Terorisme Ubah Target Pengeboman: Pesan Balasan atas Tragedi Rohingnya
dijadikannya vihara sebagai target pengeboman, kelompok ekstrimis berusaha menyampaikan semacam pesan kepada publik atas tragedi Rohingya
Penulis: Bahri Kurniawan
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Bahri Kurniawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Perubahan target pengeboman, dimana wihara menjadi target serangan teroris, dinilai masuk akal oleh Hagia Lubis, advokat yang juga ahli hubungan luar negeri. Ia menyebut penemuan daftar 30 nama vihara di Jakarta mengindikasikan hal tersebut.
“Jika sebelumnya target bom adalah gereja, maka kini vihara yang merupakan tempat ibadah kaum Budha,” ujar Hagia, Jumat (3/1/2014).
Lulusan fakultas hukum Universitas Indonesia dan Harvard Law School ini menyatakan kelompok ekstrimis kini melakukan teror atas nama pembelaan bagi muslim Rohingya. Sebelumnya, pada pertengahan 2013 terjadi ledakan bom Vihara Ekayana Jakarta Barat yang diakui kelompok ekstrimis sebagai aksi solidaritas bagi muslim di Rohingya.
"Terorisme adalah perang yang asimetris. Pelaku teror menyampaikan pesannya melalui teror terhadap simbol-simbol tertentu,” tuturnya.
Hagia menambahkan, dijadikannya vihara sebagai target pengeboman, kelompok ekstrimis Indonesia berusaha menyampaikan semacam pesan kepada publik atas tragedi Rohingya yang lalu.
Seperti diketahui, pada malam pergantian tahun Densus 88 melakukan penggerebekan teroris di Ciputat. Baku tembak mewarnai penyergapan yang telah dipersiapkan sejak senin (30/12/2013) dan berakhir pukul 6 pagi tersebut menewaskan 6 orang dari pihak terduga teroris.
Dari tempat kejadian perkara polisi mengamankan senjata api, bom rakitan, dan kendaraan bermotor yang masing-masing berjumlah 6 buah serta uang tunai senilai Rp200 juta dan sejumlah dokumen.
Dari 6 rangkaian bom yang ditemukan polisi, satu di antaranya telah meledak. “Ada Kesamaan bentuk bom yang meledak dengan bom rakitan yang ditemukan di sebuah warteg di Ciputat pada saat perayaan Natal kemarin,” jelas Boy.
Pihak kepolisian menyatakan penyergapan pada malam pergantian tahun adalah hasil pengembangan dari penangkapan Anton, terduga teroris yang ditangkap di Banyumas.
Diperkirakan kelompok Ciputat merupakan jaringan Abu Roban yang terkait dengan beberapa penembakan polisi di Tangerang Selatan dan bom di Vihara Ekayana.
Dari dokumen yang disita kepolisian tercantum nama-nama vihara di ibukota yang akan menjadi target pengeboman kelompok Ciputat. Ditemukannya daftar nama vihara di Jakarta memunculkan dugaan telah terjadi perubahan target pengeboman rumah ibadah dari gereja ke vihara.