Denny JA: Saya Menerima Semua Kritik
Masuknya nama Denny JA dalam daftar 33 tokoh sastra berpengaruh di Indonesia memicu kontroversi.
Editor: Rachmat Hidayat
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Masuknya nama Denny JA dalam daftar 33 tokoh sastra berpengaruh di Indonesia memicu kontroversi. Banyak yang berkomentar miring mempertanyakan hal tersebut melalui media sosial Twitter.
Mengutip artikel yang dilaporkan Antara yang dikutip oleh Kompas.com , nama Denny JA masuk di buku terbaru yang diterbitkan Pusat Dokumentasi Sastra HB Jassin pada Jumat (3/1/2014). Daftar tersebut disusun Tim 8 berdasarkan tokoh-tokoh sejak tahun 1900 hingga kini.
Anggota Tim 8 adalah Jamal D Rahman, Acep Zamzam Noor, Agus R Sarjono, Ahmad Gaus, Berthold Damshäuser, Joni Ariadinata, Maman S Mahayana, dan Nenden Lilis Aisyah.
Banyak tokoh yang terpilih yang memang sudah dikenal luas oleh publik sebagai "dewa sastra", seperti WS Rendra, Sapardi Djoko Damono, Sutardji Calzoum Bachri, Chairil Anwar, Goenawan Mohammad, Sutan Takdir Alisjahbana, HB Jassin, dan Taufik Ismail.
Nama Denny JA sebagai tokoh sastra menjadi kontroversi karena selama ini kurang dikenal publik luas di dunia sastra dan lebih dikenal sebagai seorang konsultan politik.
Namun, tim juri menjelaskan Denny JA terpilih karena ia melahirkan genre baru dalam puisi Indonesia yang disebut genre puisi esai. Jenis puisi ini kini menjadi salah satu tren sastra mutakhir yang sudah direkam dalam kurang lebih sepuluh buku.
Hal tersebut dianggap janggal oleh sebagian orang. Sejumlah komentar di Twitter pun mempertanyakan hal tersebut.
"Menunggu respons seniman/budayawan atas Award kepada Denny JA sbg 1 dr 33 seniman paling berpengaruh sejak tahun 1900. Sebagai sarjana sastra, saya bingung," tulis Akbar Faisal, politisi Partai Nasional Demokrat, dalam akunnya @akbarfaizal68.
"Setelah Denny JA dipilih sebagai tokoh sastra berpengaruh, Lingkaran Survei Indonesia saya kira bisa berganti nama: Lingkaran Sastra Indonesia," tulis Rusdi Mathari di akun @rusdirusdi
"Kalo Denny JA bisa masuk 33 tokoh sastra paling berpengaruh dalam 100 tahun terakhir, kenapa Enny Arrow dan Freddy S nggak?" tulis Ari Perdana pemilik akun @ari_ap.
Denny JA dalam pernyataan tertulisnya yang dikirimkan kepada Tribunnews.com mengungkapkan, dirinya belumlah pantas masuk dala list 33 tokoh sastra paling berpengaruh.
"Tapi saya menghargai PDS HB Jassin dan tim 8. Tujuan saya adalah perjuangan diskriminasi, bukan menjadi tokoh sastra. Sejak awal saya katakan, tak hendak menjadi penyair. Tapi, gagasan diskriminasi lebih merasuk disampaikan lewat puisi esai," ujar Denny JA.
Dijelaskan, nasi manusia yang didiskriminasi ia anggap lebih menggelisahkan dirinya, dan bukan discourse dalam sastra.
"Saya menerima semua kritik, seraya mohon maaf jika ada kesalahan di pihak saya dalam berkarya dan berinisiatif. Serangan dan kritikan keras atas penghargaan itu, justru makin menguatkan saya untuk terus berjuang melawan diskriminasi," pungkas Denny JA