'Mengintip' Garuda Yaksa Milik Prabowo Subianto
Garuda Yaksa adalah kereta tunggangan Sang Hyang Batara Wisnu, dan bertugas menjaga awang-awang atau angkasa.
Editor: Rachmat Hidayat
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Politisi berduit atau konglomerat semakin jamak menggunakan jet pribadi alat transportasi. Cara ini pun diadopsi kakak beradik, Prabowo Subianto - Hashim Djojohadikusomo. Putra "Bapak Sarjana Ekonomi Indonesia" Soemitro Djojohadikoesoemo tersebut menggunakan pesawat buatan Brasil, Jet Embraer EMB - 135BJ Legacy 600 untuk terbang domestik maupun ke mancanegara.
Sejak 2008, Prabowo Subianto - Hashim Djojohadikusomo mengoperasikan pesawat bermesin dua, 2x Rolls-Royce AE 3007/A1P turbofans. Prabowo dan Hashim, menamai jet pribadinya Garuda Yaksa, nama dari dunia pewayangan. Garuda Yaksa adalah kereta tunggangan Sang Hyang Batara Wisnu, dan bertugas menjaga awang-awang atau angkasa.
Prabowo pun menumpang pesawat tersebut, saat membela Wilfrida Soik, pekerja migran asal Belu, Nusa Tenggara Timur yang terancam hukuman mati karena membunuh Yeap Seok Pen, nenek 60 tahun, pada 7 Desember 2010, majikannya di Klantan, Malaysia.
TRIBUNnews.com pada kesempatan terakhir penerbangan Garuda Yaksa ke Malaysia untuk membawa romnongan dari Indonesia untuk membela Wilfrida, ikut merasakan nyamannya pesawat mewah itu, Sabtu pekan lalu.
Saat menaiki tangga pesawat dapat terlihat tulisan Garuda Yaksa di sisi kiri pintu masuk. Memasuki pesawat, kapten pesawat dan seorang pramugari cantik pun menyambut para penumpang dengan sapaan sembari tersenyum ramah.
Setelah melintasi kapten dan pramugari, terlihat dapur pesawat dengan sejumlah makanan ringan tersusun rapi di atas baki, yang siap disajikan. Setelah melewati dapur penumpang kemudian masuk ke dalam kabin pesawat.
Kabin pesawat Garuda Yaksa terbagi menjadi dua. Di kabin bagian depan terdapat delapan bangku super nyaman. Bangku itu menempel di sisi kabin. Dua bangku deret pertama menghadap ke bagian belakang pesawat, menghadap ke bangku deret kedua yang menghadap bagian depan pesawat.
Siapa pun yang duduk di bangku deret pertama pasti berhadapan muka dengan penumpang yang duduk di bangku deret kedua. Begitupun dengan deret ke tiga dan ke empat.
Bangku-bangku tersebut bisa di geser ke samping, sehingga jika sandaran kaki difungsikan, maka kaki penumpang tidak akan bersinggungan dengan kaki penumpang dihadapannya. Di sisi bangku terdapat minuman air mineral Equil, merek yang sama yang kerap disajikan setiap Presiden Susilo Bambang Yudoyono menggelar rapat.
Terdapat juga berbagai tombol untuk menambah kenyamanan, mulai dari tombol memanggil pramugari hingga tombol lampu. Di setiap bangku juga terdapat stop kontak untuk mengisi gadget yang dibawa penumpang. Di antara keuda bangku itu terdapat meja yang bisa dilipat, dan meja tersebut dapat difungsikan penumpang yang duduk berhadapan.
Di sisi kanan bagian depan kabin, terdapat sebuah layar 20 inci, yang selalu menampilkan simulasi penerbangan. Layar tersebut menampilkan peta dengan ikon pesawat yang bergerak dari titik awal ke lokasi tujuan penerbangan. Layar itu juga dilengkapi dengan penujuk jarak, waktu serta ketinggian pesawat. Penumpang dapat dengan mudah mengestimasi berapa lama penerbangan tersebut.
Kabin bagian belakang terdapat dua bangku yang saling berhadapan menempel di sisi kiri pesawat. Sementara di sisi kanan terdapat sofa panjang yang cukup untuk tiga orang. Sama seperti bangku tunggal, sofa tersebut juga dilengkapi dengan sabuk pengaman.
Saat tinggal landas maupun mendarat, siapapun yang duduk di sofa tersebut sama amannya seperti penumpang lain yang duduk di kursi tunggal. Di sisi kanan bagian belakang kabin tersebut juga terdapat layar yang sama seperti di kabin bagian depan. Di kabin bagian belakang seperti pada umumnya pesawat, terdapat toilet mewah yang cukup luas.
Pesawat tersebut idealnya hanya mampu terbang sejauh enam jam perjalanan dari lokasi awal. Karena itu pesawat tersebut tidak difungsikan oleh pemiliknya untuk berpergian ke Eropa. Salah satu penerbangan terjauh pesawat adalah ke Bhutan,yang lokasinya tereletak di antara India dan China.