Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Belasan Ketua DPC-DPD Jadi Korban Otoriter Syarief Hasan

Haruskah arogansi ini dibiarkan sehingga makin kalap dan merugikan.

Editor: Johnson Simanjuntak
zoom-in Belasan Ketua DPC-DPD Jadi Korban Otoriter Syarief Hasan
TRIBUN/DANY PERMANA
Kader Partai Demokrat Gede Pasek Suardika 

TRIBUNNEWS.COM - Gede Pasek Suardika, mantan politisi Partai Demokrat yang baru dipecat sebagai anggota DPR, mengatakan bahwa tak hanya dirinya yang menjadi korban dari gaya kepemimpinan otoriter yang diterapkan Syarief Hasan di Partai Demokrat.

Belasan Ketua DPC dan DPD Partai Demokrat dari berbagai daerah, kata Pasek, juga ikut menjadi korban dari gaya koboy yang digunakan Syarief Hasan dalam memimpin Partai Demokrat.

"Belasan DPC, DPD, sudah di-plt dengan gaya koboy. Padahal Ketua Harian (Syarief Hasan) dan Sekjen (Edhie Baskoro Yudhoyono) bukan produk kongres. Sementara ketua DPC-DPD adalah produk Muscab-Musda," kata Pasek melalui kicauan di akun twitternya, Jumat (17/1/2014).

Gede Pasek mengaku kasihan pada Partai Demokrat, jika pola otoriter dibiarkan. "Kasihan juga Ketua DPC-DPD, hanya karena dekat dengan Anas Urbaningrum, mereka disikat. Padahal mereka juga memilih secara aklamasi SBY saat KLB di Bali. Mereka disikat tanpa tahu kesalahannya apa secara organisasi. Haruskah arogansi ini dibiarkan sehingga makin kalap dan merugikan," kata Pasek.

Sebelumnya Pasek menuding Ketua Harian Partai Demokrat, Syarief Hasan, sebagai orang yang belum pantas mengelola partai sebesar Partai Demokrat.

"Melihat surat PAW itu, saya jadi ingat statement nakal saya dulu soal 'punya SIM C kok bawa bus malam'. Itu otokritik karena ketua harian yang serampangan mengelola partai sebesar PD. Seperti manajer perusahaan keluarga saja," kata Pasek.

Hal itu diungkapkan Pasek, lantaran dirinya dipecat sebagai anggota DPR dan sebagai kader Partai Demokrat tanpa alasan yang jelas.

Berita Rekomendasi

"Soal jabatan saya tidak masalah. Tapi masalah hukuman tanpa proses ini membuat nurani saya harus berontak. Apa harus dibiarkan demokrasi kita dibangun dengan dasar emosi, galau, dan seenaknya sendiri? Seakan parpol itu miliknya sendiri. Kita semua dianggap anak kos yang bisa diusir kapan saja tanpa perlu aturan. Ini berbahaya," kata Pasek.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas