Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

APPSI: Masyarakat Tidak Miliki Nasionalis Terhadap Beras

Masyarakat tidak punya rasa nasionalis, yang penting ada beras

Penulis: Muhammad Zulfikar
Editor: Johnson Simanjuntak
zoom-in APPSI: Masyarakat Tidak Miliki Nasionalis Terhadap Beras
Tribunnews/HERUDIN
Karung-karung beras Bulog asal Vietnam terlihat di salah satu toko di Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC), Jakarta Timur, Selasa (28/1/2014). Beras impor ilegal asal Vietnam ditemukan masuk ke PIBC. Masuknya beras impor ilegal asal Vietnam, akan merusak produksi petani dalam negeri. Namun, Bea dan Cukai merilis beras tersebut diimpor secara legal karena ada izin Kementerian Perdagangan. TRIBUNNEWS/HERUDIN 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sekjen Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI), Ngadiran menilai masyarakat Indonesia tidak miliki rasa nasionali terhadap beras. Menurutnya, bangsa Indonesia lebih memilih beras impor yang harganya lebih murah dibanding harga beras lokal.

"Masyarakat tidak punya rasa nasionalis, yang penting ada beras," kata Ngadiran di Warung Daun, Jakarta, Sabtu (1/2/2014).

Ngadiran menuturkan, rasa nasionalis terhadap beras itu harus ditegakkan. Menurut dia, hal itu untuk melindungi para petani dan juga meminimalisir maraknya beras impor di Indonesia.

"Kita semua harus menyadari bahwa nasionalis kita betul-betul ditegakkan," tuturnya.

Sebelumnya, pemerhati Pertanian, Khudori menilai wajar permintaan beras impor banyak diminati masyarakat dibanding dengan beras lokal. Hal itu yang menurutnya, banyak terjadi impor beras di Indonesia karena harga beras impor lebih murah dibanding beras lokal.

"Sampai hari ini beras domestik masih lebih mahal dibanding beras impor," kata Khudori.

Khudori menuturkan, masuknya beras impor tersebut akan menguntungkan pihak-pihak tertentu yang memanfaatkan perbedaan harga. Ia mencontohkan, misalnya perbedaan harga beras impor dan lokal adalah Rp 1.000 dipasaran.

Berita Rekomendasi

"Kalau impor 1 juta ton maka keuntungannya bisa Rp 1 triliun," tuturnya.

Sumber: TribunJakarta
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas