Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pemerintah Dianggap Gagal Lindungi Keselamatan Warganya di Sinabung

Tewasnya 15 orang akibat awan panas Gunung Sinabung dianggap sebagai bentuk kegagalan pemerintah dalam melindungi warganya.

Penulis: Adi Suhendi
Editor: Sanusi
zoom-in Pemerintah Dianggap Gagal Lindungi Keselamatan Warganya di Sinabung
Tribunnews.com/Adi Suhendi
Aksi Solidaritas Nasional Peduli Korban Bencana untuk Sinabung di Bundaran HI, Jakarta Pusat, Selasa (4/2/2014) 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tewasnya 15 orang akibat awan panas Gunung Sinabung dianggap sebagai bentuk kegagalan pemerintah dalam melindungi warganya.

Hal tersebut diungkapkan dalam aksi Solidaritas Nasional Peduli Korban Bencana yang dimotori Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) di Bundaran HI, Jakarta Pusat, Selasa (4/2/2014) malam.

"Pemerintah gagal melindungi keselamatan warganya karena memberikan informasi sesat yang menjadi rujukan masyarakat kembali ke desa melintasi zona bahaya," kata Ketua Bidang Pendidikan Kader dan Kerohanian GMKI, Yanto Mapada.

Dikatakannya tidak ada pengawasan dan penjagaan yang ketat dari pemerintah agar membatasi, mencegah atau melarang masyarakat yang hendak melintasi zona bahaya menjadi indikator kelalaian.

Pemerintah juga membiarkan masyarakat kembali ke desa yang termasuk dalam zona bahaya sehingga masyarakat dan relawan menjadi korban erupsi.

"Pemerintah daerah tidak memiliki sistem pengaman, peringatan dini dan perencanaan kesiapsiagaan penanggulangan bencana yang memadai dalam mencegah jatuhnya korban," katanya.

Selain itu, aksi ini pun mendesak supaya pemerintah menetapkan bencana Gunung Sianbung sebagai bencana nasional serta melakukan audit terhadap Badan Penanggulangan Bencana Nasional dan pemerintah daerah Tanah Karo.

BERITA REKOMENDASI

Atas hal tersebut, SBY pun bertanggungjawab atas kegagalan mengkoordinasi BNPB sebagai lembaga di bawah wewenangnya.

"Badan Nasional Penanggulangan Bencana bertanggungjawab atas lemahnya sistem pengawasan di zona berbahaya dan gagalnya sistem komunikasi informasi kepada korban bencana," ungkapnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas